Bogor (ANTARA Bengkulu) - Untuk yang ke dua kalinya warga Jalan Gunung-gunung Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar festival kuliner dalam rangka temu kangen dan silaturahmi warga tersebut yang tinggal di kawasan kota tua Bogor tersebut.

"Kegiatan ini dihadiri 500 undangan, selain festival kuliner juga ada peragaan busana batik asli Bogor," kata Ketua Panitia silaturahim Warga Jalan Gunung-gunung Bogor, di Taman Malabar, Kota Bogor, Sabtu.

Dalam acara tersebut aneka macam kuliner asli Bogor dihadirkan seperti soto kuning, soto mie, langsa, toge goreng, doclang, dan beberapa kudapan lainnya.

Selain menyuguhkan aneka makanan, juga disediakan aneka minum seperti bajigur, es jepit, cincau es cream, dan es pala.

Dewan Penasehat Warga Jalan Gunung-gunung, Dewi Pandji menjelaskan, festival kuliner dan peragaan busana batik Bogor tersebut diselenggarakan selain untuk bersilaturahim antar warga juga untuk mengangkat budaya Kota Bogor dalam batik dan kuliner tempo dulu.

"Jadi ini bukan hanya acara temu kangen saja, tapi juga wujud tanggungjawab sosial kami (warga jalan gunung-gunung). Jadi yang kami lakukan disini dibarengi dengan melestarikan budaya batik Bogor," ujarnya.

Berbagai kegiatan digelar dalam festival kuliner warga Jalan Gunung-gunung tersebut, seperti permainan anak-anak zaman dulu yakni menyusun balok, tebak benda yang diraba, permainan anak tingkat TK, menyusun lego, apa ini apa itu dan menggiring bola secara ditiup.

Lomba permainan tersebut masing-masing diikuti sekitar 40 anak, setiap lomba akan dicari juara satu hingga tiga dan akan mendapatkan hadiah hiburan.

Yang menarik dalam kegiatan tersebut yakni peragaan busana kain batik Bogor yang dirancang oleh warga Jalan Gunung-gunung serta diperagakan oleh warga tersebut juga.

Pengunjung juga disuguhkan hiburan, serta dapat berbelanja batik Bogor di stand yang telah disediakan, sambil menyicipi aneka kuliner yang telah disediakan oleh panitia.

Dalam acara ini panitia juga mengundang tamu dari berbagai etnis yang ada di Bogor yakni Arab yang ada di Empang, Tiong Hua di Suryakencana, Bogor dan Belanda.

"Disini kami ingin mempelihatkan keanekaragaman etnis yang ada di Bogor, yang tetap hidup rukun dinamis dan kondusif tanpa ada percekcokan," kata Dewi.

Dewi menambahkan, warga jalan Gunung-gunung adalah perkumpulan sejumlah warga yang tinggal di jalan Gunung-gunung yang ada di Kota Bogor, seperti Jalan Gunung Papandaya, Cermain, Pangrango, Malabar, Cipurai, Salak, Sangga Buana, Guntur, Gede dan masih banyak lagi.

Jalan Gunung-gunung tersebut banyak terdapat di Kecamatan Bogor Tengah, dimana wilayah tersebut termasuk kawasan elit yang merupakan daerah Kota Tua Bogor dan termasuk sebagai tempat bersejarah karena banyak rumah peninggalan Belanda. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013