Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Produksi ikan asin para pengrajin di kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu beberapa pekan terakhir mengalami penurunan, sehingga mereka kesulitan memenuhi permintaan pasar.
Produksi ikan asin oleh para pengrajin rata-rata 1,5 ton per minggu, sedangkan sebelumnya mencapai di atas tiga ton per minggu, kata salah seorang pengrajin ikan asin di Kelurahan Padang Serai, Kota Bengkulu Ucok Rambe, Minggu.
Ia mengatakan, turunnya produksi ikan asin akibat berkurangnya pasokan bahan baku ikan segar, karena sebagian besar nelayan tidak melaut karena gelombang tinggi.
Bahan baku yang didapat sekarang adalah hasil tangakapan nelayan kapal besar, mereka setiap mendarat paling tinggi mendapatkan 1,5 ton turun dari sebelumnya rata-rata di atas lima ton.
Ikan asin tetap jenis campuran dan merupakan ikan laut tengah, sedangkan ikan di kawasan tepian pantai tidak ada pasokan karena nelayan tradisonal tidak melaut.
Sedangkan pangsa pasar ikan asin Bengkulu sebagian besar dibeli pedagang dari Pagar Alam, Lahat dan Kikim dalam wilayah Sumsel, namun ada juga pedagang dari daerah Jambi.
Harga jual pada pedagang besar rata-rata Rp6.000 per kilogram, bila dijual pada pembeli secara eceran Rp8.000 per kilogram, sedangkan permintaan pasar setiap minggu rata-rata di atas lima ton.
Meskipun pasokan bahan baku ikan segara berkurang, namun pihaknya tidak mengurangi tenaga kerja karena cuaca di perairan Bengkulu mulai membaik, ujarnya.
Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bengkulu Suparwi mengatakan, gelombang laut di perairan Bengkulu saat ini berkisar 2,5 hingga tiga meter, lebih rendah dari sebelumnya mencapai empat meter.
Prakiraan cuaca ke depan semakin rendah karena hembusan angin laut mulai berkurang yaitu dengan kecepatan berkisar 05-19 knots, sedangkan sebelumnya mencapai 30 knots per jam, ujarnya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Produksi ikan asin oleh para pengrajin rata-rata 1,5 ton per minggu, sedangkan sebelumnya mencapai di atas tiga ton per minggu, kata salah seorang pengrajin ikan asin di Kelurahan Padang Serai, Kota Bengkulu Ucok Rambe, Minggu.
Ia mengatakan, turunnya produksi ikan asin akibat berkurangnya pasokan bahan baku ikan segar, karena sebagian besar nelayan tidak melaut karena gelombang tinggi.
Bahan baku yang didapat sekarang adalah hasil tangakapan nelayan kapal besar, mereka setiap mendarat paling tinggi mendapatkan 1,5 ton turun dari sebelumnya rata-rata di atas lima ton.
Ikan asin tetap jenis campuran dan merupakan ikan laut tengah, sedangkan ikan di kawasan tepian pantai tidak ada pasokan karena nelayan tradisonal tidak melaut.
Sedangkan pangsa pasar ikan asin Bengkulu sebagian besar dibeli pedagang dari Pagar Alam, Lahat dan Kikim dalam wilayah Sumsel, namun ada juga pedagang dari daerah Jambi.
Harga jual pada pedagang besar rata-rata Rp6.000 per kilogram, bila dijual pada pembeli secara eceran Rp8.000 per kilogram, sedangkan permintaan pasar setiap minggu rata-rata di atas lima ton.
Meskipun pasokan bahan baku ikan segara berkurang, namun pihaknya tidak mengurangi tenaga kerja karena cuaca di perairan Bengkulu mulai membaik, ujarnya.
Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bengkulu Suparwi mengatakan, gelombang laut di perairan Bengkulu saat ini berkisar 2,5 hingga tiga meter, lebih rendah dari sebelumnya mencapai empat meter.
Prakiraan cuaca ke depan semakin rendah karena hembusan angin laut mulai berkurang yaitu dengan kecepatan berkisar 05-19 knots, sedangkan sebelumnya mencapai 30 knots per jam, ujarnya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013