Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pertunjukan kesenian tradisional masyarakat keturunan Tionghoa, Barongsai di salah satu pusat perbelanjaan (mal) yang mewarnai perayaan Imlek 2563 di Bengkulu memukau ratusan pengunjung. .
Antraksi Barongsai milik kelompok Paguyuban Sosial Marga Tioghoa Indonesia (PSMTI) Bengkulu di pusat perbelanjaan di daerah ini, Senin siang memukau ratusan masyarakat yang datang dari berbagai kabupaten di Bengkulu.
Atraksi barongsai tersebut dimulai sekitar pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB setelah amplop warna merah berisi uang (angpau) yang digantung di pintu masuk setiap kios yang ada di Mega Mal sudah tidak ada lagi.
Selama dua jam, para pemain barongsai berkeliling untuk mencari amplop warna merah yang di gantung di sejumlah kios yang ada di pusat perbelanjaan modern tersebut. Sebab, di dalam amplop atau angpau tersebut berisi
uang yang nilainya bervariasi mulai dari Rp50.000 sampai ratusan ribu rupiah.
"Saya senang menontong atraksi barongsai. Setiap kali ada pertunjukan barongsai di pusat perbelanjaan ini atau di empat lain sepanjang saya tau pasti nonton, termasuk yang digelar hari ini," kata Sudar (37), warga Arga Makmur, Bengkulu Utara.
Ia mengatakan, atraksi barongsai di Mega Mal meski hanya berlangsung dua jam, tapi nuasa Imlek di Bengkulu begitu terasa kental. Apalagi pernak-pernik Imlek di berbagai pusat berbelajaan di Kota Bengkulu semarak.
"Perayaan Imlek kali ini benar-benar terasa di Bengkulu selain adanya antraksi barongsai juga terlihat ornamen China di pusat -pusat perbelanjaan di daerah begitu semarak," kata Santi (24), salah satu warga keturunan Tionghoa.
Meski perayaaan Imlek di Bengkulu dilaksanakan secara sederhana, tapi nuansa Imlek cukup dirasakan masyarakat di daerah ini, terutama warga keturunan Tioghoa.
Hal ini dirasakan dari berbagai pernak-pernik Imlek yang dipasang di pusat-pusat perbelanjaan dan di kawasan pencintaan daerah ini.
"Hari ini masyarakat keturunan Tionghoa di penjuru Nusantara merayakan Imlek, termasuk di Bengkulu. Namun, perayaan Imek di sini kita lakukan secara sederhana dan kegiatan difokuskan beribadah sembahyang dan berdoa di Vihara dan Kelenteng yang ada di daerah ini," ujarnya.
Sedangkan tujuan dari sembahyang dan berdoa supaya pada Imlek 2563 ini selain diberikan kesehatan juga rezeki yang banyak.
"Apa lagi sio Imlek tahun 2012 adalah Naga Air yang artinya membawa rezeki banyak. Kita mengharapkan tahun ini diberikan rezeki yang banyak dan selalu sehat," ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Kelompok Barongsai PSMTI Bengkulu Lei Seng mengatakan, pada perayaan Imlek tahun 2012 pihaknya banyak mendapat order untuk tampil di pusat perbelanjaan dan tempat lainnya. Hal ini membuktikan kesenian masyarakat Tionghoa barongsai cukup disenangi masyarakat Bengkulu.
"Memang sudah lama kami tidak tampil dimuka umum, karena pada 2011 kegiatan kita vakum karena sesuatu hal," ujarnya.
Namun, mulai Januari ini kegiatan kesenian barongsai milik PSMTI Bengkulu kembali aktif, terutama untuk menyemarakan peringatan Imlek 2568 di daerah ini.
Ia mengatakan, kelompok barongsai yang dipimpinya sebelumnya juga tampil di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Bengkulu Indah Mal (BIM). Kegiatan ini merupakan rangkain dari penampilan kelompoknya dalam menyemarakan imlek di Bengkulu.
Sedangkan tarif barongsai tersebut sekali tampil antara Rp2 juta sampai Rp3,5 juta. "Besar kecil tarif yang kita tarik dari pemesan bergantung dari letak lokasi tempat kita main," ujarnya.
Saat ini, anggota pemain barongsai PSMTI Bengkulu tercatat sebanyak 15 orang. Mereka terdiri pemain alat musik dan pemain antraksi barongsai.
"Seluruh anggota pemain Barongsai PSMTI Bengkulu adalah warga keturunan Tionghoa daerah ini. Mereka terdiri dari orang dewasa dan orang tua yang mencintai kesenian Tionghoa," ujarnya.(min)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Antraksi Barongsai milik kelompok Paguyuban Sosial Marga Tioghoa Indonesia (PSMTI) Bengkulu di pusat perbelanjaan di daerah ini, Senin siang memukau ratusan masyarakat yang datang dari berbagai kabupaten di Bengkulu.
Atraksi barongsai tersebut dimulai sekitar pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB setelah amplop warna merah berisi uang (angpau) yang digantung di pintu masuk setiap kios yang ada di Mega Mal sudah tidak ada lagi.
Selama dua jam, para pemain barongsai berkeliling untuk mencari amplop warna merah yang di gantung di sejumlah kios yang ada di pusat perbelanjaan modern tersebut. Sebab, di dalam amplop atau angpau tersebut berisi
uang yang nilainya bervariasi mulai dari Rp50.000 sampai ratusan ribu rupiah.
"Saya senang menontong atraksi barongsai. Setiap kali ada pertunjukan barongsai di pusat perbelanjaan ini atau di empat lain sepanjang saya tau pasti nonton, termasuk yang digelar hari ini," kata Sudar (37), warga Arga Makmur, Bengkulu Utara.
Ia mengatakan, atraksi barongsai di Mega Mal meski hanya berlangsung dua jam, tapi nuasa Imlek di Bengkulu begitu terasa kental. Apalagi pernak-pernik Imlek di berbagai pusat berbelajaan di Kota Bengkulu semarak.
"Perayaan Imlek kali ini benar-benar terasa di Bengkulu selain adanya antraksi barongsai juga terlihat ornamen China di pusat -pusat perbelanjaan di daerah begitu semarak," kata Santi (24), salah satu warga keturunan Tionghoa.
Meski perayaaan Imlek di Bengkulu dilaksanakan secara sederhana, tapi nuansa Imlek cukup dirasakan masyarakat di daerah ini, terutama warga keturunan Tioghoa.
Hal ini dirasakan dari berbagai pernak-pernik Imlek yang dipasang di pusat-pusat perbelanjaan dan di kawasan pencintaan daerah ini.
"Hari ini masyarakat keturunan Tionghoa di penjuru Nusantara merayakan Imlek, termasuk di Bengkulu. Namun, perayaan Imek di sini kita lakukan secara sederhana dan kegiatan difokuskan beribadah sembahyang dan berdoa di Vihara dan Kelenteng yang ada di daerah ini," ujarnya.
Sedangkan tujuan dari sembahyang dan berdoa supaya pada Imlek 2563 ini selain diberikan kesehatan juga rezeki yang banyak.
"Apa lagi sio Imlek tahun 2012 adalah Naga Air yang artinya membawa rezeki banyak. Kita mengharapkan tahun ini diberikan rezeki yang banyak dan selalu sehat," ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Kelompok Barongsai PSMTI Bengkulu Lei Seng mengatakan, pada perayaan Imlek tahun 2012 pihaknya banyak mendapat order untuk tampil di pusat perbelanjaan dan tempat lainnya. Hal ini membuktikan kesenian masyarakat Tionghoa barongsai cukup disenangi masyarakat Bengkulu.
"Memang sudah lama kami tidak tampil dimuka umum, karena pada 2011 kegiatan kita vakum karena sesuatu hal," ujarnya.
Namun, mulai Januari ini kegiatan kesenian barongsai milik PSMTI Bengkulu kembali aktif, terutama untuk menyemarakan peringatan Imlek 2568 di daerah ini.
Ia mengatakan, kelompok barongsai yang dipimpinya sebelumnya juga tampil di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Bengkulu Indah Mal (BIM). Kegiatan ini merupakan rangkain dari penampilan kelompoknya dalam menyemarakan imlek di Bengkulu.
Sedangkan tarif barongsai tersebut sekali tampil antara Rp2 juta sampai Rp3,5 juta. "Besar kecil tarif yang kita tarik dari pemesan bergantung dari letak lokasi tempat kita main," ujarnya.
Saat ini, anggota pemain barongsai PSMTI Bengkulu tercatat sebanyak 15 orang. Mereka terdiri pemain alat musik dan pemain antraksi barongsai.
"Seluruh anggota pemain Barongsai PSMTI Bengkulu adalah warga keturunan Tionghoa daerah ini. Mereka terdiri dari orang dewasa dan orang tua yang mencintai kesenian Tionghoa," ujarnya.(min)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012