"Pelayanan kita optimalkan, dan biar tambah bagus lagi kita percantik ruang tunggu pakai lukisan karya pegiat seni lukis lokal," kata Eksekutif General Manager, Heru Karyadi.
Pameran visual art menghadirkan 27 pelukis dengan 51 seni lukis terdiri dari 47 lukisan pelukis Bengkulu dan 3 lukisan replika karya Maestro Basuki Abdullah.
Heru berharap dengan adanya koleksi lukisan bertemakan kearifan lokal di bandara, mampu menambah pengalaman yang berbeda bagi penumpang.
"Kini lukisan bisa dinikmati masyarakat tanpa perlu pergi ke galeri. Lukisan dapat dipajang di beberapa fasilitas publik dan bisa dinikmati secara gratis. Kita bangkitkan bandara Famawati Soekarno ini lebih artistik seperti di Eropa," kata Heru.
Pada pameran tersebut Ketua Komunitas Perupa Bengkulu Romi Roestam sengaja mengangkat kearifal lokal sebagai subjek pameran dengan tujuan agar para pengunjung dari luar provinsi mengenal lebih dekat kekayaan intelektual Bengkulu.
"Di sini sengaja kita tampilkan lukisan-lukisan tentang kekayaan intelektual yang ada di Bengkulu. Lukisan yang paling mencolok dan banyak ditampilkan ini, yakni lukisan bunga rafflesia dan motif batik besurek," kata Roestam.
Sebagai pertukaran potensi budaya pihak bandara juga mengundang pihak Museum Basoeki Abdulah Jakarta Selatan untuk memamerkan koleksinya.
Pada kesempatan HUT tersebut Heru turut menyampaikan komitmen pihak bandara memberikan kepercayaan kepada penumpang terhadap kenyamanan dan keamanan terbang di Bandara Fatmawati Soekarno dengan save campaign travel atau aman perjalanan selama masa pandemi COVID-19.
"Kita utamakan kesehatan dan keselamatan penumpang dengan menerapkan protokol kesehatan juga penyediaan layanan rapid test secara instan di bandara," demikian Heru.
