Guncangan gempa di Pangandaran dirasakan hingga Yogyakarta
Minggu, 25 Oktober 2020 16:10 WIB 928
Jakarta (ANTARA) - Guncangan gempa bumi berkekuatan 5,9 yang terjadi di Pangandaran Jawa Barat pada Minggu (25/10) pagi, dirasakan ke sejumlah wilayah hingga ke DI Yogyakarta.
"Guncangan dirasakan pada skala II-III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selain Yogyakarta, getaran juga dirasakan di Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul dan Gunung Kidul pada skala yang sama.
Guncangan gempa yang magnitudonya diperbarui menjadi 5,5 itu cukup kencang dirasakan di Sukabumi, Tasikmalaya dan Pangandaran pada skala III-IV MMI yaitu bila pada siang hari getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Serta pada skala III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu di Kuningan, Garut dan Cilacap. Namun dirasakan lemah di Kota Bandung dan Tegal yaitu pada skala II MMI dimana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Parameter gempa yang diperbarui menunjukkan episenter gempa terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Sebelumnya diberitakan terjadi gempa dengan magnitudo 5,9 di laut Jawa tepatnya 90 kilometer barat daya Kabupaten Pangandaran Jawa Barat pada Minggu (25/10), pukul 07.56.45 WIB dengan episenter gempa terletak pada 8.22 Lintang Selatan, 107.87 Bujur Timur pada kedalaman 10 km.
"Guncangan dirasakan pada skala II-III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selain Yogyakarta, getaran juga dirasakan di Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul dan Gunung Kidul pada skala yang sama.
Guncangan gempa yang magnitudonya diperbarui menjadi 5,5 itu cukup kencang dirasakan di Sukabumi, Tasikmalaya dan Pangandaran pada skala III-IV MMI yaitu bila pada siang hari getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Serta pada skala III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu di Kuningan, Garut dan Cilacap. Namun dirasakan lemah di Kota Bandung dan Tegal yaitu pada skala II MMI dimana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Parameter gempa yang diperbarui menunjukkan episenter gempa terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Sebelumnya diberitakan terjadi gempa dengan magnitudo 5,9 di laut Jawa tepatnya 90 kilometer barat daya Kabupaten Pangandaran Jawa Barat pada Minggu (25/10), pukul 07.56.45 WIB dengan episenter gempa terletak pada 8.22 Lintang Selatan, 107.87 Bujur Timur pada kedalaman 10 km.