Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat terus dikebut pengerjaannya di tengah pandemi demi menyulap jalanan di kawasan ekonomi khusus itu menjadi venue yang representatif untuk mendatangkan kembali pawai mesin-mesin MotoGP yang telah absen selama 23 tahun dari Tanah Air sekaligus sebagai agenda mendongkrak sektor pariwisata Indonesia dan investasi di pulau yang pernah diguncang gempa besar pada 2018 itu.
Trek sepanjang 4,32 km dengan 18 tikungan itu telah masuk ke dalam kalender provisional MotoGP 2021 meski masih sebagai sirkuit cadangan.
Di tengah situasi krisis kesehatan global yang tidak menentu, kalender sementara itu masih berpeluang besar untuk berubah susunannya.
Istilah venue atau tanggal cadangan mungkin menimbulkan pertanyaan di benak para fan MotoGP di Indonesia.
Posisi itu umum bagi sirkuit yang masih dalam tahap konstruksi, seperti yang dijelaskan oleh CEO Dorna Carmelo Ezpeleta.
Ezpeleta pada awal Desember mengatakan posisi Mandalika sebagai sirkuit cadangan berarti tanggal penyelenggaraan akan sangat bergantung kepada penyelesaian pembangunan trek dan proses homologasi serta pengujian.
"Fokusnya harus kepada konstruksi, homologasi dan juga pengujian, khususnya karena ini adalah sirkuit jalanan baru," kata Ezpeleta.
"Seperti yang telah disebutkan, terdapat kemungkinan perubahan terjadi terhadap kalender provisional dan segera setelah kami mendapatkan gambaran yang lebih jelas, tentunya tergantung pada konstruksi dan pengujian, kami dapat memulai mendiskusikan kemungkinan tanggal untuk Grand Prix pada 2021," kata Ezpeleta seperti dikutip laman resmi MotoGP.
Ambisi anak negeri
Tak ingin menjadi penonton saja, putra-putri Indonesia berambisi membuat sejarah dengan mendirikan tim pertama dari Tanah Air yang akan meramaikan Grand Prix tahun depan.
Pada 9 November, Mandalika Racing Team Indonesia resmi diperkenalkan ke publik dan satu bulan berselang, tim yang didukung dana segar dari sejumlah BUMN itu, meski tidak dirilis berapa besarannya, meneken kontrak dengan SAG Team untuk berkolaborasi di ajang Moto2 untuk tiga tahun ke depan.
"Saya sangat senang karena hari ini adalah hari di mana Indonesia membuat sejarah. Mandalika Racing Team menjadi tim Indonesia pertama di Kejuaraan Dunia Moto2. Saya percaya penuh dengan SAG tim untuk mewujudkan impian kami menjadi juara dunia Moto2," kata presiden MRTI Rapsel Ali.
Ya. Juara dunia, kata Rapsel yang juga anggota DPR-RI Komisi VI itu. Ambisi yang tak tanggung-tanggung.
Nama pebalap nasional Dimas Ekky Pratama telah diajukan untuk menjadi tandem pebalap Swiss Thomas Luthi di gabungan kedua tim yang mengusung nama Pertamina Mandalika SAG Team itu.
Namun, Dimas masih harus menunggu persetujuan Dorna untuk bisa membalap kembali di Moto2 karena Kasma Daniel masih terikat kontrak dengan SAG Team dan nama pebalap Malaysia itu telah masuk di roster Moto2 2021.
Dimas sebelumnya pernah membalap di kelas intermediate tersebut selama satu musim pada 2019 sebagai pebalap Honda Team Asia meski absen di beberapa balapan karena mengalami cedera dan bangku yang ia tinggalkan tahun lalu diisi kembali oleh pebalap Indonesia Andi Farid Izdihar.
Prospek jangka panjang
Indonesia dengan jumlah fan yang begitu banyak memang menjadi salah satu pasar terbesar dari MotoGP.
Sponsor-sponsor besar juga telah membanjiri tampilan tunggangan para juara dengan brand familier seperti Semakin di Depan, Satu Hati dan Nyalakan Nyali.
Tak ingin ketinggalan momentum, perusahaan manajemen olahraga MP1 asal Indonesia meluncurkan brand Indonesian Racing, berkolaborasi dengan salah satu nama besar di dunia balap, Gresini Racing.
CEO MP1 Rocky Soerapoetra mengungkapkan bahwa kemitraan strategis berdurasi multi-tahun dengan tim asal Italia itu nantinya bakal menjadi fondasi menjelmanya Indonesian Racing menjadi tim mandiri di kejuaraan dunia sekaligus pencarian bakat dan pembinaan pebalap jangka panjang melalui akademi.
"Dengan Indonesia Racing ini kami membangun tim yang nantinya kami bisa mencari talenta-talenta muda di Indonesia, Tapi kami tahu itu butuh waktu, bukan serta merta. Semua ada langkahnya," kata Rocky.
Indonesian Racing sendiri saat ini masih merupakan brand, belum berwujud suatu tim kompetitor maupun akademi, dan bakal menjalani debutnya di empat kelas MotoGP yaitu MotoE, Moto3, Moto2 dan MotoGP mulai tahun depan sebagai langkah awal brand awareness.
Rocky mengungkapkan hal terpenting dan pertama yang harus dilakukan adalah membangun platform sebelum nantinya menjadi tim nyata yang bertarung di empat kelas tersebut.
Proyek jangka panjang tersebut nantinya juga bakal menjelma menjadi akademi pebalap yang menjadi wadah pembinaan talenta-talenta muda pebalap nasional hingga membantu mereka naik ke tangga kejuaraan dunia.
"Yang kami bangun di Indonesian Racing itu platformnya. Kuatkan dulu platformnya, baru berikutnya adalah para pebalap Indonesia.
"Talenta pebalap Indonesia itu luar biasa, tapi kami memang melihat platform bagi mereka itu belum ada. Selama ini para pebalap Indonesia yang jadi, ke mana enggak jelas. Jadi kami harus bikin tangganya sendiri," kata Rocky yang ingin mengikuti jejak Valentino Rossi mendirikan akademi VR46 itu.
Talenta-talenta yang tersaring nantinya akan mendapatkan asuhan langsung dari para pakar tim Gresini Racing.
Lebih lanjut Rocky mengatakan program kolaborasi tersebut didirikan juga dalam rangka mendukung program pemerintah dan membawa efek berkelanjutan pada sektor pariwisata, investasi dan untuk membawa nama Indonesia mengglobal di dunia balapan Internasional.
Proyek Indonesian Racing yang digagas sejak November 2019, namun batal diluncurkan di Qatar karena pandemi keburu menunda musim balapan itu, juga mendapat dukungan langsung dari sport director Dorna Sports, Carlos Ezpeleta yang ingin melihat lebih banyak pebalap Indonesia tampil di pentas dunia.
"Setiap tahun ada sejumlah pebalap Indonesia yang berlaga di Talent Cup.... Akan bagus bagi mereka untuk berkembang dan tidak meloncat terlalu dini.... Namun, dengan kemitraan ini saya rasa mereka berada di arah yang tepat," kata Ezpeleta.