Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat enam gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 3,8 hingga Sabtu (28/8) pukul 20.21 WIB pascagempa magnitudo 5,7 yang mengguncang wilayah Keerom di Provinsi Papua.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, bahwa gempa magnitudo 5,7 itu merupakan hasil pemutakhiran terhadap gempa yang diberitakan sebelumnya dengan magnitudo 6.
Guncangan gempa itu dirasakan di daerah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom dan Wamena dengan skala II-III Modified Mercalli Intensity (MMI) yang berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah, dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Gempa itu juga tidak berpotensi tsunami.
Episenter gempa terletak pada koordinat 3,51 derajat Lintang Selatan dan 140,44 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 76 kilometer (km) arah Barat Daya Kota Waris, Kabupaten Keerom, Papua pada kedalaman 48 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Subduksi New Guinea. Gempa itu memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diminta untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujar Bambang.
BMKG catat 6 kali gempa susulan pascagempa guncang Keerom di Papua
Minggu, 29 Agustus 2021 0:04 WIB 672