Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pemimpin spiritual dunia Katolik membahas perlunya hidup berdampingan secara damai di atas perbedaan agama dan tujuan solusi dua negara di Tanah Suci, menurut Kantor Berita resmi Vatikan.
Keduanya sepakat bahwa perlu dilanjutkan kembali pembicaraan langsung antara Palestina dan Israel untuk mencapai solusi dua negara, dengan bantuan upaya yang lebih agresif dari komunitas internasional.
Abbas dan Paus mencatat bahwa "Yerusalem harus diakui oleh semua pihak sebagai sebuah tempat pertemuan dan bukan tempat konflik, dan bahwa statusnya harus menjaga identitas dan nilai universalnya sebagai Kota Suci bagi semua ketiga agama Ibrahim, juga melalui status khusus yang dijamin secara internasional."
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsa berdiri, selama Perang Arab-Israel 1967. Israel mencaplok seluruh kota pada 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Al Aqsa merupakan situs paling suci ketiga bagi umat Muslim.
Kedua pemimpin itu lantas membicarakan soal "urgensi upaya untuk mencapai perdamaian, menghindari penggunaan senjata serta melawan segala bentuk ekstremisme dan fundamentalisme," menurut Vatican News.
Sumber: Anadolu