Jakarta (Antara Bengkulu) - Promotor tim Ekspedisi Rakyat Merdeka (ERM) Teguh Santosa mengatakan pendakian Tugu Monumen Nasional oleh atlit panjat dinding kelas dunia Sabar Gorky bukan dilakukan untuk dipandang hebat melainkan menularkan semangat pantang menyerah kepada kaum tunadaksa.
"Sabar Gorky ingin menggugah perhatian pemerintah, baik di tingkat nasional maupun lokal, untuk memberikan perhatian serius kepada kaum tunadaksa," ujar Teguh Santosa di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, bentuk perhatian serius tersebut setidaknya dengan menyediakan fasilitas umum yang membantu kaum tunadaksa.
"Sabar Gorky bukan pemain akrobat. Pendakian besok juga bukan tindakan asal nekat. Ia seorang profesional, dan dia memiliki keahlian bekerja di ketinggian yang diakui oleh pihak yang otoritatif," ujar Teguh.
Selain itu, lanjutnya, Sabar Gorky berkeinginan mendaki tujuh puncak dunia. Ini adalah mimpi yang dimiliki semua pendaki gunung profesional.
Ia berharap agar maksud yang ingin disampaikan Sabar Gorky kepada seluruh bangsa Indonesia tercapai.
Ekspedisi Rakyat Merdeka adalah kelompok yang membantu perjalanan Sabar mendaki dua puncak gunung tertinggi di dunia pada 2011, yakni Gunung Elbrus di Rusia dan Gunung Kilimanjaro di Afrika. Ekspedisi ini juga yang mengirimkan Sabar Gorky ke pertandingan panjat dinding tingkat dunia di Paris, Prancis, tahun lalu.
Pendaki tunadaksa Sabar Gorky akan mendaki Tugu Monumen Nasional (Monas) dengan ketinggian 130 meter pada Minggu (8/12) pukul 07.30 WIB.
Pendakian tersebut untuk memperingati Hari Tunadaksa yang jatuh pada 3 Desember, Hari Anti Korupsi pada 9 Desember dan Hari HAM pada 10 Desember. (Antara)
Pendakian Sabar Gorky tularkan semangat pantang menyerah
Sabtu, 7 Desember 2013 15:19 WIB 976