Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Kuba juga merangkap Bahama, Republik Dominika, Haiti dan Jamaika Nana Yuliana menilai Indonesia dan Jamaika tengah menghadapi tantangan perubahan iklim yang sama.
“Indonesia menghadapi tantangan yang sama dengan Jamaika, salah satunya berada di cincin api,” kata Nana dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (12/1) malam.
Dia menambahkan Indonesia juga sudah berkali-kali mengalami erupsi gunung berapi sebagai salah satu bencana alam dan salah satu provinsinya, yakni Provinsi Aceh, juga pernah dilanda tsunami.
Nana menyebutkan baru-baru ini terjadi erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur pada Desember 2021.
“Bisa Anda lihat bahwa Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam dan hampir setiap tahun terjadi,” ujarnya.
Sebagai upaya untuk menanggulanginya, Nana mengatakan Indonesia berkomitmen untuk memangkas emisi gas rumah kaca dan mulai mengadaptasi aksi iklim yang sudah dilaporkan dalam The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada 2021.
Ia meyakini bahwa rencana jangka panjang itu membawa negara ini untuk mendapat manfaat dan lebih siap menghadapi ekonomi iklim baru.
Selain itu, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah pada Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang akan diselenggarakan pada tahun ini.
“Platform ini berperan penting setelah pandemi COVID-19 yang sudah berjalan selama lebih dari dua tahun,” katanya.
Jamaika juga terpilih dalam Regional Platform for Disaster Risk Reduction untuk wilayah Amerika Latin dan Karibia.
“Saya berharap Jamaika menunjukkan komitmennya untuk menjalin solidaritas dan kerja sama guna menemukan solusi terhadap permasalahan iklim,” katanya.
Di sisi ekonomi, Nana juga berharap Jamaika dapat meningkatkan ekspor ke Indonesia yang nilai perdagangan bilateralnya mencapai 15,92 juta dolar AS atau setara dengan Rp22,7 triliun pada 2020
“Pada 2021 nilainya 15,21 juta dolar AS. NIlai ini juga masih mencatatkan surplus di sisi Indonesia. Karena itu, saya mendorong Jamaika untuk bekerja lebih keras, agar kita memiliki neraca perdagangan yang seimbang,” katanya.