Bengkulu (Antara) - Pengusaha kuliner di Kota Bengkulu
mengeluhkan pedagang pasar tradisional setempat yang mogok berjualan,
menyusul rencana pemberlakuan kenaikan retribusi pelayanan pasar yang
baru.
"Kemarin saya tidak jualan bubur ayam, karena pedagang ayam dan
bumbunya mogok berdagang, dan Rabu besok, saya dengar masih ada rencana
mereka mogok berjualan lagi, sehingga saya jadi rugi," kata seorang
pengusaha kuliner bubur ayam, Lasmi, di Bengkulu, Selasa.
Keluhan serupa juga disampaikan pemilik rumah makan, Hardin, dampak
mogok pedagang di daerah itu membuat dia terpaksa meliburkan pegawainya.
"Terpaksa pegawai libur, rumah makan ditutup karena tidak ada bahan
makanan yang akan diolah akibat mogok para pedagang di pasar itu,"
katanya pula.
Sebelumnya, sebanyak 2.500 pedagang dari seluruh pasar tradisional
di Kota Bengkulu berunjukrasa menolak kenaikan retribusi pelayanan pasar
dalam Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2013 yang akan diberlakukan
pemerintah setempat.
"Kenaikan retribusi pelayanan pasar seharusnya dihitung berdasarkan
inflasi, nah sekarang kita lihat inflasi di Kota Bengkulu malahan
turun," kata perwakilan pedagang yang juga tim advokasi pedagang ini,
Zurhendri.
Selain berunjukrasa, pedagang itu juga sepakat untuk tidak berjualan
sebagai bentuk penolakan atas peraturan kenaikan retribusi yang akan
diberlakukan itu.
Dia menyebutkan dalam Perda Nomor 07 Tahun 2013 itu pedagang dibebankan retribusi dengan kenaikan mencapai 700 persen.
"Retribusi itu naik dari Rp40 ribu menjadi Rp250 ribu lebih, belum
lagi kami harus membayar retribusi lain, baik yang dilegalkan oleh oknum
maupun yang benar-benar ilegal," kata dia pula.
Menurut dia, pedagang minta Pemkot Bengkulu mengkaji kembali perda tersebut dengan mengajak pedagang sebagai konstituennya.
"Kami minta Pemkot menunda pemberlakuan peraturan daerah tersebut
dan meminta peraturan tersebut direvisi serta dapat menertibkan
retribusi ilegal. Kami tidak keberatan jumlah tersebut jika tidak ada
lagi pungutan liar atau yang dibiarkan seperti legal," ujar Hendri.
Ketua Kelompok Pedagang Bersatu Pasar Minggu Kota Bengkulu, Iwanto
Jumadi, meminta pemerintah setempat dapat mencari solusi terbaik untuk
pedagang maupun bagi Pemkot Bengkulu.
Dia menegaskan, pihaknya tetap akan mogok berjualan jika Pemkot
Bengkulu tidak menanggapi aspirasi seluruh pedagang terkait kenaikan
retribusi pelayanan pasar tersebut. (Antara)
Pengusaha kuliner keluhkan pedagang mogok jualan
Rabu, 12 Maret 2014 8:00 WIB 1923