Rio de Janeiro (Antara/Reuters) - Serangkaian tertundanya pembangunan 12 stadion untuk Piala Dunia di Brazil akan menjadi pelajaran bagi Rusia dan Qatar yang bakal menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, demikian dikatakan Sekjen FIFA Jerome Valcke pada Kamis.
"Kami terlambat, kami menghadapi kesulitan dan resiko pada menit-menit terakhir nanti karena kami belum mengujicoba instalasi, kami butuh waktu untuk pengujian tersebut," kata Valcke di Rio setelah pertemuan dengan para anggota panitia pusat dan daerah.
"Ini pelajaran dan tentunya kami harus mencari terobosan dan kami harus menemukan cara lain untuk pekerjaan di Rusia pada 2018 nanti," kata Valcke.
Brazi menjadi tuan rumah Piala Dunia pada Juni hingga Juli mendatang, tapi mereka harus bekerja lebih keras untuk memastikan semuanya telah siap pada saatnya.
Tiga dari 12 stadion masih belum selesai, termasuk Arena Corinthians di Sao Paulo, dimana tempat itu akan menjadi tempat pertandingan pembukaan antara Brazil melawan Kroasa pada 12 Juni.
Di stadion Arena itu menjadi salah satu tempat yang belum tersambung dengan jaringan telekom yang bisa dipakai untuk penyiaran media.
Sebelumnya, panitia mengatakan kalau jaringan itu sudah harus siap 90 hari sebelum pertandingan dimulai dengan dilakukan ujicoba kelayakan, namun kenyataannya 77 hari sebelum pertandingan dimulai jaringan itu belum jalan.
"Ini tantangan besar bagi Piala Dunia," kata wakil menteri olahraga Brazil Luis Fernades.
"Setelah itu yang menjadi tantangan lain adalah pengoperasiannya," tambahnya.
FIFA mengatakan event test penting akan dilakukan di Cuiaba pada 26 April, di Curitiba pada pertengahan Mei, dan 17 Mei di Sao Paulo. seluruh 12 stdion akan digunakan.
Masalah lainnya yang ada seperti pembenahan tenda-tenda kesehatan, keamanan dan para sponsor yang ada di luar stadion.