Denpasar (Antara) - Masyarakat Bali melakukan pemotongan babi secara massal pada
hari Penampahan Galungan, Selasa, sehari menjelang hari raya umat Hindu
terbesar di Pulau Dewata.
Babi yang dipotong dalam waktu
bersamaan itu sebelumnya telah disiapkan dengan baik oleh masyarakat di
masing-masing banjar (dusun).
Babi yang siap potong dengan berat di atas 100 kg per ekor tersedia
hampir secara merata di delapan kabupaten dan satu kota di Bali,
sehingga menjelang Galungan tidak perlu terjadi perdagangan babi lintas
kabupaten. Walaupun ada perdagangan lintas kabupaten persentasenya
sangat kecil.
Pemerintah Kabupaten Tabanan, misalnya telah menjamin pasokan babi
seiring dengan meningkatnya kebutuhan umat Hindu menjelang Hari Raya
Galungan sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan.
Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar Anak
Agung Gede Bayu Brahmastra mengatakan, harga daging babi, sapi, dan ayam
sedikit naik menjelang Hari Raya Galungan seiring tingginya
permintaan.
Harga daging babi kualitas satu dari sebelumnya Rp48.000 menjadi
Rp55.000 per kilogram, harga daging sapi ras dalam dari Rp110.000
menjadi Rp115.000 per kilogram, sedangkan harga daging ayam dari
Rp30.000 menjadi Rp35.000.
Sementara daging babi hidup Rp28.000 per kilogram meningkat dari
sebelumnya tercatat Rp27.000 per kilogram. Jika seekor babi dengan berat
100 kg berarti harganya Rp2,8 juta. Babi tersebut dipotong secara patung menjadi 15-20 bagian.
Pemotongan bersama dengan istilah mepatung itu harganya akan jauh lebih murah dibanding membeli daging yang sudah bersiap di pasar-pasar tradisional.
Masyarakat Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga,
Kabupaten Tabanan sekitar 27 km barat laut Denpasar, misalnya melakukan
pemotongan babi itu pada pagi hari, sehingga menjelang matahari terbit
pemotongan itu sudah selesai.
Masing-masing KK memperoleh bagian enam sampai tujuh kilogram
daging babi itu selanjutnya bersama anggota keluarganya diolah dalam
berbagai menu makanan khas Bali.
"Ada yang diolah menjadi lawar dan be balung untuk makan hari ini dan besok, maupun olahan urutan yang bisa tahan dalam beberapa hari hingga hari raya Kuningan," tutur Pan Angga (57), salah seorang warga setempat.
Ia menuturkan, seekor babi dengan berat 100 kg milik salah seorang warga dibeli secara patungan bersama sepuluh orang dengan pembagian sama rata.
Sementara masyarakat perkotaan, khususnya di Kota Denpasar hanya
sebagian kecil yang melakukan pemotongan babi di rumah tangga. Mereka
kebanyakan membeli dalam bentuk daging babi yang sudah bersih siap
diolah di pasar-pasar tradisional.
Masyarakat Bali, baik di kota maupun pedesaan pada hari Penampahan Galungan tetap melakukan tradisi "ngelawar" dan membuat aneka jenis masakan khas Bali. (Antara)
Masyarakat Bali potong babi secara massal
Selasa, 20 Mei 2014 10:35 WIB 1166