Kuala Lumpur (Antara) - Sindikat pembobol Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Malaysia semakin merajalela, dan kembali meretas delapan ATM milik dua bank di kawasan lembah Klang serta melarikan uang sebanyak 1,48 juta ringgit (Rp5,5 miliar).
Jumlah keseluruhan uang yang dilarikan sindikat diduga didalangi warga Amerika Latin itu mencapai lebih dari 2,75 juta ringgit (Rp10 miliar), demikian dilaporkan berbagai media lokal di Kuala Lumpur, Selasa.
Pada Sabtu (27/9 ) sindikat itu melarikan uang dari enam ATM milik Affin Bank Berhad dan Affin Islamic Bank, sedangkan pada kasus terbaru tersebut membobol ATM milik Al Rajhi Bank dan Bank Islam.
Kepala Unit Kejahatan Komersial Bukit Aman Datuk Seri Mortadza Nazarene mengatakan, semua kasus tersebut diduga dilakukan oleh sindikat yang sama berdasarkan modus operandi yang digunakan.
"Pada mulanya tersangka mengumpil panel layar mesin ATM tersebut dan memasukkan sekeping cakra optik ke dalam CPU untuk meretas sistem komputer ATM itu. Kemudian mereka meletakkan sejenis virus dikenal sebagai ulssm.exe dan virus itu akan mengendalikan sistem mesin ATM tersebut," katanya.
"Tersangka menggunakan keyboard untuk proses mengeluarkan semua uang dari mesin tersebut."
Polisi sudah membentuk pasukan khusus untuk melancarkan Ops Godam ATM yang melibatkan polisi Bukit Aman dan polisi daerah.
Sementara itu dalam kasus terpisah, sebuah bank terkemuka di Malaysia menderita kerugian hingga 30 juta ringgit (Rp112 miliar) akibat penipuan melalui surat elektronik yang melibatkan tujuh transaksi di Wilayah Persekutuan Labuan baru-baru ini.
Wakil Kepala Kejahatan Siber dan Multimedia Bukit Aman, Senior Asisten Komisioner Mohd. Kamaruddin Md Din mengatakan bank tersebut mengaku menerima satu surat elektronik dari sebuah perusahaan yang mengarahkan mereka melakukan transaksi untuk nomor rekening bank yang tertera dalam surat elektronik tersebut.
"Bank tersebut menerima satu surat elektronik dan mereka mengikuti perintah dalam surat tersebut yang mengarahkan mereka melakukan transaksi kepada beberapa nomor rekening yang dinyatakan dalam surat elektronik tersebut," katanya.
Namun Kamaruddin menduga kelompok tersebut bukan merupakan bagian dari sindikat yang membobol 13 mesin ATM milik tiga bank di Selangor, Johor dan Melaka.