"PSBI diberikan dalam bentuk pilot project penerapan teknologi program budi daya pertanian organik melalui demonstration plot pada komoditas bawang merah, yang juga merupakan salah satu komoditas penyebab inflasi," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu Darjana, di Bengkulu Utara, Sabtu.
Dalam konteks pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah, menurut dia, peningkatan produksi bawang merah tersebut merupakan salah satu bagian strategi, yaitu tentang ketersediaan pasokan.
Menurut Darjana, selain upaya pengembangan klaster komoditas pangan dalam rangka mewujudkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), kegiatan pengembangan itu juga sebagai salah satu bagian strategi dalam peningkatan produksi komoditas pangan.
"Khususnya bawang merah, yang terus dilakukan di Provinsi Bengkulu dengan penerapan teknologi terkini," kata dia lagi.
Pengembangan klaster bawang merah kali ini diperuntukkan bagi Kelompok Tani Sido Dadi dan Kelompok Wanita Tani Rejeki Mulya, Kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara.
Kedua kelompok tani tersebut tidak hanya akan menanam bawang merah, tapi juga mengikuti serangkaian pelatihan dalam implementasi program pertanian organik, dan hal itu sebagai bagian dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Utara Kuasa Barus mengapresiasi inisiatif dari BI Provinsi Bengkulu karena telah bersinergi bersama pemda dalam peningkatan produktivitas tanaman bawang merah.
"Diharapkan dengan adanya program ini, petani dapat lebih sejahtera, dan sekaligus meningkatkan ketersediaan pasokan bawang merah di Provinsi Bengkulu," kata dia pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI Bengkulu menanam bawang merah organik upaya kendalikan inflasi