"Bahan makanan, makanan jadi, serta transportasi merupakan kelompok komoditas penyumbang inflasi, karena itu dengan adanya penjualan murah komoditas pangan melalui bazar akan memberi dampak menahan laju inflasi,"ujar Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Kota Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan bahwa melalui bazar murah atau operasi pasar dapat membantu mengendalikan harga pangan, karena harga jualnya lebih murah dari pasaran.
Tren inflasi selama ini, kata Rizal, perayaan hari besar agama memberi angka cukup tinggi terhadap terciptanya inflasi, karena itu, kegiatan pasar murah yang meluas akan berdampak besar menahan laju kenaikan harga.
Terang dia, perubahan konsumsi makanan atau minuman masyarakat terjadi pada 23 hari atau tiga minggu sebelum perayaan Idul Fitri dan tingkat konsumsi makanan/minuman masyarakat akan mencapai puncak pada H-19 sebelum Idul Fitri.
Kemudian akhir efek Ramadhan terlihat sekitar dua hari sebelum Idul Fitri beralih ke konsumsi transportasi pulang kampung dengan tren kenaikan konsumsi mulai hilang kira-kira 15 hari (2 minggu) setelah Idul Fitri.
"Pola perubahan harga, bisa kita indikasikan dari fluktuasi harga yang kami ukur menggunakan koefisien variasi harga. Dimana koefisien variasi harga ini menggambarkan fluktuasi harga. Jadi semakin besar koefisien variasinya ini maka semakin besar perubahan harga maka semakin bervariasi harganya," katanya.
Lanjut Rizal, jika dilihat dari data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), ada tiga komoditas yang biasa cenderung meningkat konsumsi pada Ramadhan yaitu daging sapi, daging ayam ras, dan cabai merah.
Tiga komoditas tersebut saat ini sudah mulai menunjukkan peningkatan harga jelang Ramadan.
Kemudian, bila melihat historis inflasi maka inflasi tertinggi berada di Ramadhan, kecuali pada 2020 dan 2021 karena adanya masa pandemi dan berdasarkan historis sebagian besar kota mengalami inflasi pada Ramadhan.
"Oleh karena itu pengendalian inflasi pada level daerah harus diupayakan untuk menekan tingkat inflasi di Bengkulu," sebutnya.
Rizal menjelaskan, pada 2022 Ramadhan berlangsung pada April dengan tingkat inflasi bulanan di Bengkulu sebesar 1,45 persen dan andil inflasi terbesar disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,76 persen.