Rejanglebong (Antara) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, mengupayakan peningkatan populasi ternak sapi di daerah itu melalui program inseminasi buatan (IB).
Kepala Disnakan Rejanglebong Amrul Eby di Rejanglebong, Sabtu, mengatakan saat ini jumlah populasi ternak sapi yang ada di daerah itu berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) berkisar 6.200 ekor pada 2014.
Jumlah itu menurun dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 7.000 ekor.
"Untuk mempertahankan dan meningkatkan populasi ini salah satunya melalui program kawin suntik atau inseminasi buatan, dimana dalam program ini Disnakan Rejanglebong sudah membeli 1.500 dosis IB atau semen beku untuk dibagikan ke kelompok peternak," katanya.
Peningkatan populasi ternak sapi di daerah itu juga untuk mendukung program nasional swasembada daging dan membantu peternak yang tidak memiliki pejantan untuk mengembangbiakkan ternaknya.
Untuk itu selain membeli 1.500 dosis IB dari Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Provinsi Bengkulu, Disnakan juga melakukan kerja sama dalam bentuk pendampingan peternak.
"Kelebihan kawin suntik atau IB ini selain menjamin kesehatan indukan tidak tertular penyakit dari pejantan, juga kualitas benih yang dihasilkan juga pilihan sehingga anakan sapi yang dilahirkan nantinya bagus," katanya.
Kepala BIBD Provinsi Bengkulu Majestika saat berada di Rejanglebong mengatakan 1.500 dosis IB yang dibeli Disnakan Rejanglebong tersebut terdiri dari 1.000 dosis untuk sapi Bali, kemudian 400 dosis untuk sapi simental dan 100 dosis untuk sapi jenis peranakan ongole (PO).
"Semen beku untuk inseminasi buatan ini bisa bertahan hingga 20 tahun dan proses pembekuannya dilakukan pada suhu minus 196 derajat celsius sehingga bisa digunakan untuk IB dalam waktu yang lama," katanya.
Semen beku untuk IB produk BIBD Bengkulu sendiri kata dia, baru dipasarkan secara umum pada tahun 2015 kendati sudah berproduksi sejak 2014 dimana pemasarannya saat ini sudah mencapai 10.000 dosis. ***3***
Disnakan upayakan peningkatan populasi dengan inseminasi buatan
Minggu, 25 Oktober 2015 10:49 WIB 1150