"Mudah-mudahan satu bulan ke depan akan selesai pembangunannya 100 persen sesuai dengan yang direncanakan, sehingga awal 2025 RSTG tersebut dapat dioperasikan sehingga pelayanan kepada masyarakat sudah bisa diberikan dengan gedung yang baru," ujar dia.
Joni menjelaskan bahwa saat ini RSTG difokuskan untuk melayani ibu dan anak, namun jika masyarakat membutuhkan rumah sakit tersebut menjadi RS umum maka akan disesuaikan.
"Untuk saat ini pelayanan difokuskan untuk ibu dan anak, tetapi sementara itu kita lihat dulu perkembangannya seperti apa. Kalau kebutuhan masyarakat menginginkan itu (RSTG) menjadi rumah sakit umum untuk semua penyakit maka akan kita kembangkan," terangnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu menganggarkan dana senilai Rp17 miliar untuk membangun empat gedung baru rumah sakit bersalin ibu dan anak tino di wilayah tersebut.
Dana senilai Rp17 miliar tersebut berasal dari dana alokasi khusus (DAK) fisik dari pemerintah pusat yang di anggarkan pada 2024.
Dana sebesar Rp17 miliar tersebut untuk pembangunan empat gedung tersebut terdiri atas gedung instalasi gawat darurat (IGD), gedung perawatan, gedung penunjang dan gedung sarana.
Joni menjelaskan dengan adanya pembangunan gedung baru RSTG dapat mengakomodasi sejumlah kebutuhan seperti ruang UGD, ruang radiologi, ruang rawat inap ruang laboratorium hingga farmasi yang terintegrasi serta dapat menunjang berbagai kebutuhan bidang lainnya dalam melayani pasien.
Kemudian, lokasi pembangunan gedung RSTG tersebut masih berada d bekas terminal Sungai Hitam Kota Bengkulu dan untuk gedung lama yang saat ini digunakan untuk pelayanan tidak difungsikan.
Selain itu, Pemkot Bengkulu juga melakukan penambahan alat kesehatan (alkes) dengan menggunakan anggaran DAK fisik, sedangkan untuk tenaga kerja/SDM belum ada penambahan dan masih memaksimalkan tenaga kesehatan yang ada saat ini berjumlah 92 tenaga kesehatan.