Kota Bengkulu (ANTARA) - Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (RJPb) mencatat penyaluran program ultra mikro (UMi) di wilayah Bengkulu sejak Januari hingga awal November 2024 mencapai Rp68,8 miliar.
"Penyaluran program UMi di wilayah Bengkulu hingga awal November 2024 telah mencapai Rp68,8 miliar dengan 13.047 penerima manfaat," kata Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb Bengkulu Muhammad Irfan Surya Wardhana di Bengkulu, Kamis.
Berikut penyaluran program UMi di Bengkulu paling banyak yaitu Kota Bengkulu yang mencapai Rp22,34 miliar dengan 3.779 pemanfaatan, Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu Rp11,47 miliar dengan 1.965 debitur.
Kabupaten Bengkulu Utara dengan total penyaluran program UMi sebesar Rp7,92 miliar dengan 1.596 debitur, Kabupaten Mukomuko yaitu Rp6,38 miliar dengan 1.442 debitur.
Selanjutnya Kabupaten Seluma yaitu Rp5,92 miliar dengan 1.329 debitur, Kabupaten Rejang Lebong Rp3,77 miliar dengan 727 debitur, Kabupaten Bengkulu Selatan Rp3,48 miliar dengan 751 debitur.
Kabupaten Kaur yang mencapai Rp3,23 miliar dengan 638 debitur program UMi, Kabupaten Kepahiang yaitu Rp2,93 miliar dengan 562 debitur dan Kabupaten Lebong Rp1,36 miliar dengan 258 debitur.
Irfan menerangkan, dengan terus meningkatnya masyarakat yang memanfaatkan program UMi, menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian di Provinsi Bengkulu.
Hal tersebut disebabkan karena melalui program kredit UMi para pelaku usaha mikro di Bengkulu dapat membantu pelaku usaha mikro memperluas usahanya dan dapat menambah lapangan pekerjaan.
Oleh karena itu, terang dia, DJPb Bengkulu terus mengimbau agar seluruh masyarakat dapat memanfaatkan program UMi tersebut.
Selain itu, pihaknya bersama dengan pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan penyaluran program UMi di wilayah tersebut.
"Kami terus melakukan pemantauan terhadap penyaluran program UM guna memastikan bahwa dana yang dialokasikan oleh pemerintah pusat dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi para debitur dan pertumbuhan ekonomi daerah," terang Irfan.