Mukomuko (ANTARA) - Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan siap membantu warga pemula termasuk yang berada di dua desa rentan pangan, untuk melakukan aktivitas usaha budi daya ikan air tawar guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan warga tersebut.
Kepala Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko Fitra Juliatmi, di Mukomuko, Selasa, mengatakan untuk mengatasi dua desa rentan rawan pangan, yaitu Desa Lubuk Selandak dan Desa Gajah Makmur di daerah ini, salah satunya tersedianya bahan pokok seperti ikan.
"Setiap tahun dinas memberikan bantuan benih ikan gratis tetapi kepada warga pemula atau yang baru pertama melakukan budi daya ikan air tawar, dan bantuan ini berlaku untuk termasuk warga di dua desa rentan pangan," katanya pula.
Dia menyebutkan, pada tahun 2024, instansinya menyalurkan sekitar 35.000 benih ikan secara gratis kepada sejumlah warga yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) yang baru melakukan aktivitas usaha di bidang budi daya ikan air tawar.
Ia mengatakan pula, instasinya tahun 2025 tetap menyiapkan bantuan benih ikan secara gratis yang ada di Balai Benih Ikan (BBI) di Kecamatan Lubuk Pinang untuk warga yang baru pertama melakukan usaha budi daya ikan air tawar.
"Semua proposal usulan bantuan benih ikan gratis dari pokdakan ditampung semua, setelah itu diseleksi, dan bantuan untuk pokdakan ini sesuai dengan kemampuan dinas ini," ujarnya pula.
Untuk sementara ini, ia menyebutkan, ada tiga jenis ikan air tawar yang ada di BBI daerah ini, yakni ikan nila, lele, dan tawes dengan jumlah benih ikan tersebut sekitar 10 ribu-20 ribu ekor.
Selain itu, kata dia pula, di BBI Lubuk Pinang tersedia induk ikan nila dan lele yang baru dibeli oleh pemerintah daerah tahun 2024, dan diharapkan induk ikan ini dapat menghasilkan benih ikan yang berkualitas.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko Elxandi Utria sebelumnya mengatakan bahwa upaya untuk mengatasi desa rentan pangan di daerah ini dengan cara kerja sama lintas sektor.
"Kami telah memaparkan langkah-langkah dan mengeluarkan rekomendasi kepada instansi teknis untuk membangun fasilitas yang dibutuhkan di kedua desa tersebut," ujarnya.
Desa Lubuk Selandak dan Desa Gajah Makmur masuk dalam peta kerentanan pangan berdasarkan tiga aspek utama. Pertama, ketersediaan pangan, yang meliputi rasio luas lahan baku pertanian terhadap jumlah penduduk desa.
Kedua, akses terhadap pangan, yang dipengaruhi oleh jumlah sarana ekonomi atau penyedia pangan serta kondisi aksesibilitas wilayah.
Ketiga, pemanfaatan pangan, termasuk ketersediaan air bersih dan rasio penduduk per tenaga kesehatan.