Bengkulu (ANTARA) - Setiap tanggal 14 Februari, dunia merayakan Hari Valentine sebagai momen untuk mengungkapkan kasih sayang melalui kartu, hadiah, dan ungkapan cinta. Namun, asal-usul perayaan ini memiliki sejarah panjang yang bercampur dengan legenda dan tradisi kuno.
Dikutip dari Britannica, beberapa sejarawan percaya bahwa Hari Valentine berasal dari festival Romawi kuno bernama Lupercalia, yang dirayakan pada pertengahan Februari untuk menandai datangnya musim semi di belahan bumi utara. Festival ini mencakup berbagai ritual kesuburan, termasuk tradisi di mana wanita dipasangkan dengan pria melalui undian.
Namun, pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius I melarang Lupercalia dan menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari peringatan Santo Valentine, meskipun kaitannya dengan romansa baru berkembang beberapa abad kemudian.
Meskipun ada beberapa martir Kristen bernama Valentine, yang paling dikenal adalah seorang imam yang dihukum mati oleh Kaisar Claudius II Gothicus sekitar tahun 270 M. Menurut legenda, ia menandatangani surat terakhirnya kepada putri sipir penjara dengan ungkapan "Dari Valentinemu," yang kemudian menjadi inspirasi bagi tradisi mengirim kartu Valentine.
Ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa ia menikahkan pasangan secara diam-diam untuk menyelamatkan para pria muda dari wajib militer, yang akhirnya membuat namanya dikaitkan dengan cinta dan pernikahan.
Baca juga: Sederet tayangan asli Indonesia ramaikan Netflix di 2025
Baca juga: Jatuh cinta bikin susah fokus? Ini tips tetap produktif meski hati berbunga-bunga
Hari Valentine baru mulai dikaitkan dengan romansa sekitar abad ke-14, terutama di Eropa. Dipercaya bahwa pada pertengahan Februari, burung mulai memasuki musim kawin, yang semakin memperkuat asosiasi antara tanggal ini dengan cinta.
Pada abad ke-15, muncul tradisi bertukar pesan cinta dalam bentuk tulisan tangan, yang dikenal sebagai valentine. Kartu Valentine komersial pertama mulai diproduksi secara massal di Inggris pada akhir abad ke-18, dan pada pertengahan abad ke-19, kartu serupa mulai populer di Amerika Serikat.
Desain kartu Valentine biasanya menampilkan Cupid, dewa cinta dalam mitologi Romawi, serta gambar hati, yang secara tradisional dianggap sebagai pusat emosi. Di era modern, Hari Valentine dirayakan di berbagai belahan dunia dengan cara yang berbeda-beda. Hadiah tradisional seperti cokelat, bunga (terutama mawar merah), dan kartu ucapan menjadi simbol perayaan ini.