Bengkulu (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu menggelar pasar murah sebagai langkah strategis untuk mencegah naiknya angka inflasi dan menjaga daya beli masyarakat menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
"Tantangan dalam mengendalikan inflasi masih cukup besar. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini harus terus dilakukan agar stabilitas makroekonomi Bengkulu tetap terjaga, terutama di tengah proses pemulihan ekonomi," kata Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Rosjonsyah di Bengkulu, Selasa.
Pasar murah menawarkan berbagai komoditas pangan dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga pasar. Contohnya, bawang merah yang biasanya dijual dengan harga Rp45 ribu per kilogram, di pasar murah dijual hanya Rp30 ribu per kilogram.
Kemudian, daging ayam potong, dari harga pasar sekitar Rp28 ribu per kilogram, kini hanya Rp25 ribu per kilogram.
Komoditas lainnya cabai merah di pasar tradisional Kota Bengkulu biasanya dijual sekitar Rp40 ribu per kilogram, di pasar murah dipatok dengan harga Rp30 ribu per kilogram.
Lebih lanjut, minyak goreng juga mengalami penyesuaian harga dengan selisih Rp500 hingga Rp2.000 per kemasan, tergantung merek dan isi kemasannya.
"Program pasar murah ini merupakan langkah strategis dalam pengendalian inflasi, mengingat inflasi Bengkulu saat ini masih berada di atas rata-rata nasional, yakni 1,33 persen (year on year)," ujarnya.
Sebagai Ketua TPID Bengkulu, Rosjonsyah juga meminta agar produk yang dijual di pasar murah mengutamakan produk lokal unggulan yang memiliki ciri khas daerah. Program itu akan dilaksanakan secara merata di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.