Bengkulu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan kebijakan pemerintah pusat terkait diskon tarif listrik memberi andil deflasi di Bengkulu pada Februari 2025.
"Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan deflasi (yoy) pada Februari 2025, antara lain, tarif listrik, cabai merah, daging ayam ras, tomat, beras, jeruk, jengkol, air kemasan, angkutan udara, dan sabun cair/cuci piring," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Senin.
Win Rizal menuturkan pada Februari 2025, deflasi tahunan Provinsi Bengkulu sebesar 1,26 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 104,73, atau mengalami inflasi minus 1,26 persen.
Deflasi Provinsi Bengkulu terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,26 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga bahkan mencapai 13,58 persen.
Namun, kata dia, seluruh pihak di provinsi Bengkulu juga jangan abai terhadap situasi deflasi, karena pada Maret dan April 2025 merupakan periode hari besar keagamaan nasional (HBKN) yang notabene mendorong sektor konsumsi.
Sementara, konsumsi menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Bengkulu, dan tentunya akan mendorong inflasi ketika tidak bijak berbelanja.
Tidak hanya di Februari, BPS menyatakan kebijakan pemerintah pusat yang memberlakukan diskon tarif listrik bagi masyarakat itu juga menahan angka inflasi Provinsi Bengkulu di Januari 2025.
"Bahkan Bengkulu pada Januari 2025 ini mengalami deflasi 0,59 persen atau inflasi minus 0,59 persen," tutur Win Rizal.
Ia menuturkan sebenarnya kelompok makanan minuman dan tembakau mendorong naiknya angka inflasi di Provinsi Bengkulu pada Januari 2025.
Komoditas cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng dan daging ayam ras pada awal 2025 mengalami kenaikan dan menjadi komoditas pendorong inflasi.
"Jadi kalau kita lihat di sana memang ada yang mengalami inflasi agak tinggi seperti makanan minuman dan tembakau, namun belum mampu memberi pengaruh besar karena terjadinya deflasi 1,55 persen dari sisi tarif listrik, artinya memang betul-betul kebijakan penurunan diskon tarif listrik memang cukup signifikan berpengaruh terhadap inflasi yang terjadi di Provinsi Bengkulu pada Januari 2025," katanya.