Kepahiang, Bengkulu (ANTARA) - Kalangan ibu-ibu dari Desa Batu Ampar, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu mengembangkan produk kuliner dengan menggunakan bahan baku dari daun kopi yang diambil dari tanaman kopi di wilayah itu.
Kepala Desa Batu Ampar, Kecamatan Merigi Haruan Iskandar di Kepahiang, Minggu, mengatakan dirinya memberikan apresiasi atas kreativitas dari ibu-ibu di desa setempat yang telah membuat produk UMKM berupa peyek daun kopi sehingga bisa menjadi oleh-oleh khas setelah berkunjung ke desa itu.
"Pengembangan produk UMKM oleh ibu-ibu Desa Batu Ampar ini dilakukan sejak tahun 2019 lalu, dan alhamdulillah saat ini sudah memiliki pasar tersendiri. Peyek daun kopi ini banyak dipesan untuk dijadikan oleh-oleh guna dibawa ke luar daerah seperti Padang, Yogyakarta, Palembang dan lainnya," kata dia.
Dia menjelaskan, peyek daun kopi tersebut merupakan salah satu kreativitas kaum perempuan di desa yang dipimpinnya itu guna memanfaatkan limbah daun kopi, karena daun yang diambil berasal dari tunas-tunas yang akan dipangkas atau pruning.
Selain memproduksi peyek daun kopi, kata dia, kelompok ibu-ibu di desa itu juga membuat produk olahan UMKM lainnya dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di Desa Batu Ampar seperti stik unji atau kecombrang, stik rebung bambu, bolu kopi, bolu aren, gula aren atau gula batok, kolang-kaling, kue cucur, kue tat dan, bubuk kopi semang, gulai lemea, yakni gulai khas suku Rejang.
Adanya produk UMKM memanfaatkan potensi alam di desa yang berbatasan dengan Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba oleh kaum perempuan di Desa Batu Ampar ini membuat desa itu menjadi salah tujuan wisata dan edukasi kelompok pencinta lingkungan maupun penggerak perempuan dari dalam negeri maupun luar negeri.
Desa Batu Ampar sendiri pada 2023 lalu sempat masuk dalam penilaian Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf dan memperoleh juara harapan II kategori desa wisata maju. Kemudian pada tahun 2021 menjadi juara III, serta hampir setiap tahun menjadi utusan Kabupaten Kepahiang dalam lomba desa wisata tingkat Provinsi Bengkulu.
Ketua PKK Desa Batu Ampar Dewi Herlinda menjelaskan, proses pembuatan peyek daun kopi ini layak pembuatan layak pembuatan peyek pada umumnya dengan menggunakan bumbu seperti bawang putih, tepung terigu, telur, kencur dan lainnya.
Aneka produk olahan UMKM ini mereka jual per bungkus ukuran 100 gram seharga Rp10.000 untuk peyek kopi, stik unji dan stik rebung. Untuk bolu kopi dan bolu aren, kue cucur Rp12.000 per bungkus. Gula aren Rp20.000 per kg, sedangkan bubuk kopi berkisar Rp250.000 per kg.
"Baru-baru ini kami kedatangan wisatawan dari Swiss yang datang untuk melihat desa wisata dan oleh-olehnya yang dibuat kelompok ibu-ibu. Kemudian pertengahan Mei 2025 nanti juga akan ada tamu dari Philipina yang akan mengadakan work shop dan pelatihan fotografi di sini," kata Dewi Herlinda.
Menurut Dewi, produk UMKM yang mereka hasilkan itu sendiri memanfaatkan sarana prasarana bantuan pemerintah pusat yakni Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian tahun 2024 berupa bangsal pascapanen dan pengolahan komoditas hasil hortikultura. Bantuan lainnya berasal dari Pemerintah Desa Batu Ampar seperti kompor, peralatan masak, etalase dan lainnya.