Mukomuko (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menerima hibah jembatan rangka baja senilai Rp5 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum.
"Sampai saat ini jembatan sudah dihibahkan ke Kabupaten Mukomuko, selanjutnya proses penjemputan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Apriansyah, di Mukomuko, Senin.
Ia menyatakan, meskipun daerah ini sudah menerima hibah jembatan rangka baja, namun serah terima belum bisa dilaksanakan karena daerah ini belum ada anggaran pengangkutannya.
Untuk itu, kata dia, anggaran pengangkutan diajukan di APBD perubahan tahun ini, namun pengajuan biaya angkutan terlebih dahulu kalau anggarannya tersedia baru diangkut.
Namun secara administrasi, kata dia, apakah masih boleh atau tidak daerah ini mengangkutnya setelah anggaran tersedia di APBD perubahan karena telat waktu.
Untuk itu, kata dia lagi, belum bisa dipastikan saat ini apakah hibah ini bisa dibawa ke daerah ini karena daerah ini diberikan waktu tiga bulan, namun pihaknya mengajukan penambahan waktu.
"Kami memohon lagi diangkut setelah anggaran tersedia diperkirakan di APBD perubahan tahun ini," ujarnya.
Dia menyebutkan, kebutuhan anggaran untuk mengangkut jembatan rangka baja itu sebesar Rp600 juta mulai dari loading armada angkutan, penurunan, dan bongkar di gudang.
Dia mengatakan, dibutuhkan sembilan sampai 10 mobil tronton, ditambah lagi asuransi dan kementerian minta asuransi keseluruhan dua sampai tiga persen dari nilai aset Rp5 miliar, lalu untuk pembangunan direncanakan di tahun 2026.
"Kami dapat perintah supaya dianggarkan tahun ini pengangkutan, dan anggaran pembangunan tahun depan, dan untuk pembangunan di angka Rp3,6 miliar," ujarnya lagi.
Anggaran pembangunan sebesar Rp3,6 miliar itu, kata dia, untuk pemasangan, pembangunan, pengecoran lantai batu koral jalan masuk di Desa Lubuk Selandak.
Desa Lubuk Selandak salah satu desa yang belum ada akses memadai dan akses yang tidak memadai di desa yang dihuni 500 jiwa itu untuk transportasi sekolah dan kesehatan.
Dia mengatakan, kalau mereka sakit susah keluar berobat, mengingat saat ini mereka keluar melalui sungai naik rakit ke Desa Sumber Mulya, Kecamatan Penarik, sedangkan jalur darat menempuh jarak lebih kurang 10 kilometer melalui Kecamatan Teramang Jaya.
Dia menyebut, kondisi jalan sangat tidak layak, sehingga secara manusiawi masyarakat di Desa Lubuk Selandak masih terisolir.
Untuk itu, kata dia lagi, tugas Dinas PUPR dan pemda wajib untuk mengentaskan keterisoliran itu.
Lebih lanjut, kata dia, perintah pimpinan segera ditangani dan jalan sudah ada mudah mudahan diberikan kelancaran.