Camerlengo, pejabat tinggi Vatikan yang berperan sebagai pengelola sementara takhta suci selama sede vacante (kekosongan kepausan), akan memimpin proses awal ini.
Saat ini, posisi tersebut diemban oleh Kardinal Kevin Joseph Farrell, yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus pada tahun 2019.
Camerlengo akan menyebut nama baptis sang paus, Jorge Mario Bergoglio, sebagai bagian dari deklarasi resmi kematian. Sebuah legenda menyebutkan bahwa paus yang wafat akan diketuk tiga kali di dahinya menggunakan palu kecil dari perak untuk memastikan kematiannya.
Meskipun terkenal dalam narasi populer, tidak ada bukti sejarah yang kuat bahwa praktik ini pernah benar-benar dilaksanakan.
Setelah kematian diumumkan, satu ritual kuno yang tetap dilakukan adalah penghancuran “Cincin Nelayan” milik paus, simbol otoritas kepausannya. Cincin yang digunakan untuk menyegel dokumen resmi ini akan dihancurkan dengan palu khusus untuk mencegah penyalahgunaan.
Sebagai tambahan, apartemen kepausan akan disegel untuk menghindari potensi penjarahan dan sebagai simbol bahwa masa jabatan paus tersebut telah berakhir.
Baca juga: Prabowo sampaikan dukacita mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus
Baca juga: Kedubes Vatikan terbuka bagi yang ingin berbelasungkawa untuk Paus Fransiskus
Tahapan Kedua: Penayangan Jenazah
Jenazah Paus Fransiskus kemudian akan dikenakan jubah putih dan jubah merah khas kepausan sebelum ditempatkan di dalam peti mati kayu yang sederhana.
Peti ini akan dibawa dalam prosesi menuju Basilika Santo Petrus, di mana publik diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan selama tiga hari berturut-turut.