Berbeda dengan masa lalu di mana jenazah paus diletakkan di atas panggung tinggi yang disebut katafalka, sejak pemakaman Paus Benediktus XVI pada 2022, tradisi ini diakhiri.
Jenazah kini diletakkan dalam peti mati terbuka yang bersahaja, sebagai bentuk penegasan bahwa paus adalah seorang gembala umat, bukan penguasa duniawi.
Tradisi penggunaan tiga lapis peti mati yang terdiri dari kayu cemara, timah, dan kayu elm juga telah ditinggalkan.
Paus Fransiskus kemungkinan besar hanya akan dimakamkan dalam satu peti mati kayu ek, yang berisi dokumen ringkasan masa kepausannya dan tiga kantong koin emas, perak, dan tembaga sebagai simbol dari tiap tahun pelayanannya.
Setelah masa penayangan berakhir, kain putih akan diletakkan di atas wajah Paus sebagai bagian dari tahapan akhir pemakaman.
Baca juga: Paus Fransiskus wafat, berikut proses pemilihan Paus baru
Baca juga: MUI: Dunia kehilangan tokoh perdamaian atas wafatnya Paus Fransiskus
Misa Requiem akan dilangsungkan di dalam Basilika Santo Petrus. Homili dalam misa ini akan menggambarkan kehidupan rohani dan pengabdian Fransiskus kepada umat dan Tuhan.
Jika tradisi diikuti, homili kemungkinan besar akan dibawakan oleh Dekan Kardinal, Giovanni Battista Re. Namun, mengingat usianya yang telah mencapai 91 tahun, belum diketahui apakah ia akan mampu memimpin misa ini.