Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan terhitung sejak Januari hingga pertengahan April 2025, jumlah warga daerah itu yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai 82 orang.
"Sampai pertengahan April 2025, warga Rejang Lebong yang bekerja sebagai PMI mencapai 82 orang, terdiri atas 31 orang laki-laki dan 51 orang perempuan. Jumlah warga yang menjadi PMI ini akan terus bertambah hingga akhir tahun nanti," kata kepala Disnakertrans Rejang Lebong Syamsir Madani di Rejang Lebong, Kamis.
Dia menjelaskan warga daerah itu yang menjadi PMI bekerja di sektor perkebunan, konstruksi, perhotelan, cleaning service, industri elektronik, peternakan dan perawat lansia, serta asisten rumah tangga (ART).
Warga Rejang Lebong yang berangkat menjadi PMI, kata dia, terbanyak ke Taiwan sebanyak 29 orang, Malaysia 28 orang, Turki 11 orang, dan sisanya ke beberapa negara lain, seperti Hong Kong, Singapura, Arab Saudi, Polandia, serta Brunei Darussalam.
Adapun untuk penempatan PMI asal Kabupaten Rejang Lebong ini berdasarkan negara tujuan dan jenis pekerjaannya, antara lain di Taiwan sebanyak delapan orang bekerja di pabrik, tiga orang di konstruksi, peternakan satu orang, dan perawat lansia sebanyak 17 orang.
Kemudian, di Malaysia mereka bekerja di perkebunan dua orang, konstruksi satu orang cleaning service dan hotel sebanyak lima orang, di pabrik dua, dan sebagai ART sebanyak 16 orang.
Sedangkan untuk PMI lainnya, tambah dia, bekerja di negara tujuan Hong Kong dan Singapura serta Brunai Darussalam semua bekerja sebagai ART.
"Untuk Arab Saudi yang jadi perawat satu orang dan cleaning service satu orang, lalu Polandia satu orang kerja di pabrik. Untuk tujuan Turki ini jenis pekerjaannya tidak disebutkan," katanya.
Disnakertrans Rejang Lebong terus mengimbau warga daerah itu yang bekerja ke luar negeri agar melalui penyalur resmi, selain itu mereka juga harus mempunyai keterampilan khusus yang dibutuhkan di negara-negara tujuan yang membutuhkan PMI.