Mukomuko (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mencatat sedikitnya 40 ekor hewan ternak sapi dan kerbau di daerah ini dilaporkan mati akibat terserang penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) sejak beberapa hari yang lalu.
"Yang mati 40 ternak, termasuk dipotong paksa. Sebanyak itu yang dilaporkan dan diketahui pemiliknya," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Diana Nurwahyuni saat dihubungi dari Mukomuko, Rabu.
Baca juga: Pengusaha perikanan Mukomuko diminta tidak gunakan bahan pengawet berbahaya
Dia mengatakan hal itu karena penyakir ngorok sedang mewabah di wilayah Kabupaten Mukomuko sejak sebulan terakhir.
Menurutnya, kemungkinan hewan ternak sapi dan kerbau yang mati di kebun sawit lebih banyak lagi, tetapi tidak dilaporkan oleh pemiliknya ke dinas ini.
Yang bisa dilakukan oleh dinas untuk menanganinya dengan memberikan pengobatan kepada hewan ternak yang terserang penyakit ini karena ternak yang terkena penyakit ini tidak bisa divaksin lagi.
"Kalau ada yang melapor ke petugas kita obati," ujarnya.
Baca juga: Satpol PP Mukomuko segera lakukan pengawasan kepatuhan pembayaran pajak
Dinas Pertanian saat ini telah mengobati hampir sebanyak 70 ekor hewan ternak, dan tidak semua ternak bisa diobati apalagi penyakitnya sudah parah.
Untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, Dinas Pertanian Mukomuko telah menerima bantuan vaksin sebanyak 1.300 dosis dari pemerintah pusat.
Semua vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit itu sudah didistribusikan ke empat pusat kesehatan hewan (puskeswan) di daerah ini, namun yang sudah digunakan 300 dosis.
Dia menjelaskan, realisasi vaksinasi ngorok di daerah ini masih rendah karena bagaimana mau memberikan vaksin jika sudah banyak hewan ternak yang terkena penyakit tersebut.
Selain itu, kebanyakan hewan ternak dilepasliarkan sehingga menyulitkan petugas untuk memberikan vaksin.
Baca juga: 20 desa di Mukomuko bentuk Koperasi Merah Putih
Terkait kegiatan vaksinasi ini, instansinya telah meminta petugas puskeswan menyampaikan ke desa lalu desa supaya disampaikan kepada warga yang mempunyai hewan ternak untuk divaksin.
Sementara itu, awal mula penyakit ini merebak di Kabupaten Bengkulu Selatan, lalu merebak di Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mukomuko.
Karena ada warga di Kabupaten Mukomuko tergiur harga kerbau murah di Kabupaten Bengkulu Utara sehingga kerbau dari daerah luar itu dibawa ke Mukomuko dan dari sana lah mulai terjadi penularan penyakit ngorok.
Sekarang ini, instansinya cuma bisa menyampaikan kepada masyarakat menjaga lalu lintas hewan ternak, dan kalau bisa tidak ada ternak dari daerah ini keluar daerah maupun sebalik.
Kendati demikian, pihaknya tidak mungkin menjaga lalu lintas ternak di perbatasan dan melarang warga menjual ternak keluar daerah ini.