Selain Reza Rahadian dan Raihaanun, film ini juga menampilkan nama-nama besar seperti Lola Amaria, Devano Danendra, Alika Jantinia, Ali Fikry, Nayla Purnama, Donny Damara, Djenar Maesa Ayu, hingga aktor senior Slamet Rahardjo.
Apa Itu Gowok?
Dilansir dari javaprivatetour.com, untuk memahami latar budaya film ini, penting menilik kembali praktik gowokan yang nyata pernah hidup di tengah masyarakat Banyumas dan wilayah-wilayah pegunungan Jawa.
Dalam catatan sejarah dan karya sastra terkisahkan Nyai Gowok karya Budi Sardjono, Gowok (1936) oleh Liem Khing Hoo, dan Ronggeng Dukuh Paruk oleh Ahmad Tohari.
Terlukis kisah perempuan-perempuan yang memiliki peran penting dalam membentuk kesiapan mental dan fisik calon pengantin pria.
“Maksud kedatanganku kemari adalah ingin menyerahkan anakku Bagus Sasongko kepada Nyai Lindri. Dia akan nyantrik di sini beberapa waktu lamanya. Kuserahkan anakku sepenuhnya ke tanganmu, Nyai, supaya dia nanti memperoleh bekal kehidupan ketika akan memasuki alam kedewasaan,” ujar Wedana Randu Pitu dalam kisah "Gowok: Kamasutra Jawa".
Dalam realitas sejarah, seorang gowok bukan sekadar guru seksual, tetapi juga pengasuh, pendidik, bahkan figur ibu bagi sang murid.
Baca juga: Perjuangan seorang wanita dalam menuntut keadilan dalam film "Laura"
Baca juga: 10 fakta menarik dari film "Ipar adalah Maut" yang tembus 1 juta penonton dalam 5 hari
Ia mengajarkan bagaimana menjadi suami yang bertanggung jawab, memahami tubuh pasangannya, serta menghormati institusi pernikahan.
Menurut penulis M. Koderi dalam buku "Banyumas: Wisata dan Budaya", tidak semua wanita dapat menjadi gowok. Dibutuhkan pengalaman, pengendalian diri, dan keterampilan interpersonal untuk menjalankan tugas ini.