Mukomuko Bengkulu (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mencatat sebanyak 250 ekor hewan ternak sapi dan kerbau di daerah ini yang mati mendadak dan potong paksa akibat terserang penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) sejak beberapa waktu yang lalu.
"Jumlah ternak mati dan potong paksa sebanyak 250 ekor yang dilaporkan dan diketahui pemiliknya, kemungkinan masih banyak lagi tetapi tidak dilaporkan," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Diana Nurwahyuni saat dihubungi dari Mukomuko, Senin.
Sedangkan jumlah hewan ternak sapi dan kerbau yang sakit ngorok atau SE sampai sekarang sebanyak 325 ekor, dan ratusan hewan ternak tersebut saat ini masih dalam proses pengobatan.
Sebanyak 575 ekor hewan ternak baik yang mati mendadak dan potong paksa termasuk yang sakit tersebar di delapan desa, yakni Desa Retak Ilir, Desa Pernyah, Desa Nenggalo, dan Desa Nelan Indah, Desa Pasar Bantal, dan Desa Pondok Baru.
"Sebaran penyakit ngorok tersebut baru di dua dari 15 kecamatan daerah ini," ujarnya.
Menurutnya, kemungkinan masih banyak hewan ternak sapi dan kerbau yang mati di kebun sawit, tetapi tidak dilaporkan oleh pemiliknya ke dinas ini.
Yang bisa dilakukan oleh dinas untuk menanganinya dengan memberikan pengobatan kepada hewan ternak yang terserang penyakit ini karena ternak yang terkena penyakit ini tidak bisa divaksin lagi.
"Kalau ada yang melapor ke petugas kita obati," ujarnya.
Untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, Dinas Pertanian Mukomuko telah menerima bantuan vaksin sebanyak 1.200 dosis dari pemerintah pusat.
Semua vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit itu sudah didistribusikan ke empat pusat kesehatan hewan (puskeswan) di daerah ini, namun yang sudah digunakan 300 dosis.
Dia menjelaskan, realisasi vaksinasi ngorok di daerah ini masih rendah karena bagaimana mau memberikan vaksin jika sudah banyak hewan ternak yang terkena penyakit tersebut.
Selain itu, kebanyakan hewan ternak dilepasliarkan sehingga menyulitkan petugas untuk memberikan vaksin.
Terkait kegiatan vaksinasi ini, instansinya telah meminta petugas puskeswan menyampaikan ke desa lalu desa supaya disampaikan kepada warga yang mempunyai hewan ternak untuk divaksin.
Sementara itu, awal mula penyakit ini merebak di Kabupaten Bengkulu Selatan, lalu merebak di Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mukomuko.
Karena ada warga di Kabupaten Mukomuko tergiur harga kerbau murah di Kabupaten Bengkulu Utara sehingga kerbau dari daerah luar itu dibawa ke Mukomuko dan dari sana lah mulai terjadi penularan penyakit ngorok.
Sekarang ini, instansinya cuma bisa menyampaikan kepada masyarakat menjaga lalu lintas hewan ternak, dan kalau bisa tidak ada ternak dari daerah ini keluar daerah maupun sebalik.
Kendati demikian, pihaknya tidak mungkin menjaga lalu lintas ternak di perbatasan dan melarang warga menjual ternak keluar daerah ini.