Yogyakarta (ANTARA) - Ahli epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Riris Andono Ahmad mendukung pelaksanaan uji klinis tahap tiga vaksin tuberculosis (TB) M72 dari Bill Gates di Indonesia.
"Masyarakat perlu melihat bahwa ada manfaat dari uji klinis ini. Jika manfaat itu lebih besar dengan risiko yang dapat dikelola, maka alangkah baiknya untuk mendukung karena pada akhirnya yang akan merasakan manfaatnya adalah masyarakat Indonesia," ujar Riris Andono dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa.
Dia menjelaskan, uji klinis vaksin TB M72 yang difasilitasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melewati berbagai tahapan dan pengawasan ketat.
Uji yang akan dilakukan di Indonesia merupakan fase ketiga yang fokus pada efektivitas vaksin dalam mencegah penularan TB.
"Seluruh fase penelitian juga dilaksanakan dengan pengawasan dari badan-badan independen, baik di tingkat nasional maupun internasional, yang berperan mendeteksi adanya risiko yang mungkin terjadi," kata Riris yang akrab disapa Donnie.
Menurut Donnie, salah satu kekhawatiran masyarakat adalah anggapan bahwa peserta akan menjadi "kelinci percobaan".
Dia menepis anggapan itu dan menegaskan bahwa keikutsertaan dalam uji klinis bersifat sukarela dengan persyaratan ketat.
Bahkan, seseorang yang bersedia ikut sekalipun belum tentu bisa dilibatkan jika tidak memenuhi syarat ilmiah.
"Dalam konteks uji klinis, seseorang tidak bisa dipaksa untuk ikut, karena sifatnya sukarela. Bahkan ada syarat tertentu yang harus dipenuhi sehingga meskipun seseorang sudah sukarela, tetapi tidak memenuhi syarat, maka ia tetap tidak dapat berpartisipasi," jelas dia.
Ia mengatakan kehadiran vaksin M72 sangat dibutuhkan mengingat vaksin BCG yang saat ini digunakan hanya mampu mencegah bentuk berat TBC pada anak-anak dan tidak cukup memberikan perlindungan terhadap penularan saat dewasa.
Karena itu, menurut dia, vaksin yang lebih efektif sangat diperlukan untuk menekan penyebaran penyakit ini.
"Jadi, kita perlu vaksin yang lebih baik lagi untuk melindungi dari penularan. Namun untuk mendapatkannya, perlu dilakukan uji klinis terlebih dahulu," tutur dia.
Donnie juga menanggapi keterlibatan Bill Gates & Melinda Gates Foundation dalam pengembangan vaksin ini.
Dia menilai kontribusi lembaga tersebut berada dalam semangat filantropi, dengan rekam jejak mendukung pengendalian berbagai penyakit di dunia.
Menurutnya, Bill Gates telah menyumbangkan dana untuk pengendalian berbagai penyakit dan hal yang wajar pula jika ada pihak yang menuduhnya mengambil keuntungan dari aktivitasnya tersebut.
Namun, Donnie berharap pro dan kontra jangan sampai menghilangkan peluang untuk ikut menanggulangi penularan penyakit TB.
Indonesia saat ini menjadi negara dengan beban TB tertinggi kedua di dunia dengan satu juta kasus TB di Indonesia setiap tahunnya dan angka kematian mencapai sekitar 130.000 jiwa.
Karena itu, Donnie menyebut Indonesia memiliki kepentingan terhadap uji klinis tersebut untuk memastikan bahwa vaksin TB yang akan diujikan aman dan efektif untuk populasi di Indonesia.
"Tingginya beban kasus TB di Indonesia, tinggi pula kebutuhan terhadap vaksin ini untuk mencegah terjadinya penularan dan mengurangi kematian akibatnya," ujar dia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengemukakan bahwa Indonesia telah menyelesaikan proses rekrutmen partisipan untuk uji klinik fase 3 kandidat vaksin TB M72, dan sebanyak 2.095 partisipan dari kelompok usia remaja dan dewasa berpartisipasi dalam studi global yang juga dilaksanakan di Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Dalam keterangan di Jakarta, Kamis (8/5), Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman mengatakan bahwa pengembangan vaksin ini didukung oleh Gates Foundation.
Seluruh pelaksanaan uji klinik vaksin M72 di Indonesia, kata dia, diawasi secara ketat oleh WHO, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, serta para ahli vaksin TB nasional dan global.