Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mendesak Pelindo mempercepat dimulainya pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu agar situasi daerah dapat kembali normal dengan aktifnya kembali pelabuhan.
"Kita ingin bagaimana kemudian pembicaraan kita ini (tentang pengerukan alur) itu bisa dipegang, karena beberapa lama kita bicara, rapat, itu ternyata (dinilai) hoaks, ternyata tidak bisa dipegang. Akhirnya yang jadi bulan-bulanan adalah pemerintah, yang dicaci-maki orang adalah gubernur," kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan di Bengkulu, Senin.
Padahal, urusan pelabuhan, termasuk urusan pengerukan alur pelabuhan menjadi urusan Pelindo dan KSOP, sementara pemerintah daerah posisinya adalah pendukung.
Pemerintah daerah tidak bisa ikut campur atau menjadi pihak yang langsung melakukan tindakan ketika ada permasalahan yang terjadi di pelabuhan.
"Tolong kita buka sedikit hati kita yang paling dalam tentang kondisi masyarakat yang sangat susah hari ini, BBM sangat langka (akibat kapal pengangkut BBM Pertamina tidak bisa masuk ke pelabuhan). Bapak-bapak mungkin bisa tidur enak, tapi saya tidak bisa karena SPBU banyak yang tidak beraktivitas (tidak ada pasokan BBM)," kata dia.
Sementara itu, General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu S. Joko menyatakan pihaknya terus bergerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) telah mendatangkan 2 kapal keruk besar yakni Kapal CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5 untuk melakukan pengerukan lebih cepat.
Tidak hanya sampai di situ, Pelindo juga terus melakukan kerja-kerja pemasangan pipa untuk membuang pasir dari alur yang dibuang ke dinding dermaga yang jebol akibat hantaman gelombang samudera.
"Terkait pelaksanaan jelas tegas, di 23 secara maraton kami menghadirkan distrik navigasi dari Teluk Bayur untuk safety kegiatan pelaksanaan dan pelayaran juga selama pengerukan. Kami juga melakukan proses penyambungan pipa," kata dia.
Pengiriman dan penyambungan pipa membutuhkan upaya lebih, apalagi pipa-pipa tersebut memiliki berat 1,8 ton dengan panjang 12 meter per pipa.
Penyambungan pipa sampai ke lokasi pembuangan pasir penutup alur juga dihadapkan dengan tantangan cuaca. Oleh karena itu, Pelindo menurut dia mengupayakan pipa segera tersambung dan pengerukan bisa dimulai sesuai rencana yakni pada 30 Mei 2025.