Biak (ANTARA) - Khatib Shalat Idul Adha 1446 Hijriah Kabupaten Biak Numfor, Papua Ustadz KH Ahmad Burhan Nulhaq menyebut umat Muslim dapat meneladani tiga pelajaran dari Nabi Ismail AS dalam berkurban.
"Tiga pelajaran yang diwariskan Nabi Ismail di antaranya pertama ketaatan menjalankan perintah Allah, keikhlasan bersyukur mengorbankan anaknya serta kesabaran mendapat cobaan musibah," ujarnya pada Shalat Idul Adha 1446 Hijriah digelar pihak Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) di Hanggar Cenderawasih Burokub Lanud Manuhua Biak, Jumat.
Ia menjelaskan kisah inspiratif diperlihatkan Nabi Ismail menjadi pelajaran keimanan yang mendalam karena dilakukan dengan dorongan keyakinan yang taat untuk menjalankan perintah Allah SWT.
Ia mengatakan pada Idul Adha umat tidak saja dituntut untuk berkurban dengan hewan ternak sapi, kambing, dan domba tetapi dapat mengimplementasikan ajaran berkurban Nabi Ibrahim bersama putranya Ismail.
"Menjadikan warisan semangat berkurban Nabi Ismail AS dalam tingkat keimanan yang paling tinggi di hadapan Allah SWT," kata Ahmad Burhan Nulhaq yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Biak Numfor itu.
Makna berkurban yang paling mendasar dilakukan, menurut dia, menghilangkan sikap tamak dan dengki dalam diri manusia.
Dari kisah Nabi Ibrahim ini, katanya, umat dapat mengambil pelajaran bahwa kesabaran tidak berarti hanya pasrah menanti perubahan, melainkan sabar dalam berdoa, dan penuh keyakinan bahwa doa akan terkabul.
"Kesabaran dalam doa dan usaha akan menyegerakan langkah kita pada cita-cita dan tujuan," katanya.
Tentu saja, kata dia, umat Islam harus mendoakan dan mengupayakan yang terbaik untuk mencapai cita-cita.
"Semoga dengan pengorbanan yang kita lakukan di Hari Raya Idu Adha 1446 H dapat meningkatkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT," katanya.
Shalat Idul Adha 1446 Hijriah diselenggarakan PHBI setempat diikuti 5.000 umat Islam dengan imam Ustadz Sukriadi.