Bengkulu (ANTARA) - Langit malam ini akan menyajikan pemandangan yang sangat langka dan memesona, yaitu fenomena yang dikenal sebagai Strawberry Moon atau Bulan Stroberi.
Berbeda dengan istilah “Bulan Darah” yang sudah sering terdengar dan terjadi saat gerhana bulan total, Bulan Stroberi menawarkan pesona yang lebih halus, namun penuh makna dan keunikan tersendiri.
Fenomena ini tidak terjadi setiap tahun. Terakhir kali muncul pada 2006 dan akan datang kembali pada tahun 2043. Dengan kata lain, momen ini hanya hadir setiap 18,6 tahun sekali.
Karenanya, inilah saat yang tepat untuk meluangkan waktu sejenak menikmati keindahan langit malam, sekaligus memahami makna dan sejarah di baliknya.
Apa Itu Bulan Stroberi dan Mengapa Dinamakan Demikian?
Meskipun namanya menyiratkan bahwa bulan akan tampak merah muda atau menyerupai stroberi, kenyataannya warna bulan tidak berubah secara signifikan.
Baca juga: Hujan meteor hingga flower moon, inilah fenomena astronomi spektakuler Mei 2025
Baca juga: Kemenag buka pelatihan ilmu hisab rukyat bagi generasi muda
Dikutip dari ABC News, nama “Strawberry Moon” berasal dari suku-suku asli Amerika, seperti yang dicatat oleh Old Farmer’s Almanac. Mereka menamai bulan purnama di bulan Juni sebagai penanda musim panen stroberi liar.
Musim ini singkat namun manis, dan bulan purnama dijadikan penanda penting dalam kalender pertanian mereka.