Bengkulu (ANTARA) - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengakselerasi pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di tanah Papua agar dapat terealisasi sesuai waktu yang telah dirancang.
"Memang yang agak terkendala di Papua. Saya kan baru pulang dari Papua minggu lalu, Papua Barat, Papua Barat Daya, dan Papua yang lainnya, ada kendala geografis dan sebagainya," kata Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto saat menghadiri pelantikan Bupati Bengkulu Selatan di Bengkulu, Rabu.
Dia mengatakan sudah mengupayakan agar kendala tersebut tidak menghambat atau memperlambat pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di tanah Papua.
Apalagi, lanjut Mendes Yandri targetnya pada akhir Juni 2025 ini seluruh koperasi desa ditargetkan sudah berbadan hukum. Dan di 12 Juli, pada Hari Koperasi, kata dia koperasi desa tersebut sudah bisa diluncurkan.
"(Walaupun ada kendala) tetapi kita optimistis. Kita sudah bertemu dengan bupati, gubernur, dan wali kota di Papua. Insya Allah juga Papua akan selesai," kata dia.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menargetkan seluruh Koperasi Desa Merah Putih sudah berbadan hukum pada akhir Juni 2025 ini.
Yandri optimistis proses pengurusan badan hukum Koperasi Desa Merah Putih selesai pada akhir Juni 2025 dan pada 12 Juli pada Hari Koperasi akan diumumkan jumlah Koperasi Desa Merah Putih se Indonesia.
"Karena 12 Juli, di Hari Koperasi, akan kita umumkan berapa kooperasi di Indonesia yang sudah terbentuk. Dan kami optimis bisa mencapai target yang diperintahkan Bapak Presiden Prabowo Subianto sebanyak 80.000 kooperasi," ucapnya.
Sebelumnya, Mendes PDT Yandri Susanto menyampaikan pendirian Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih solusi untuk mewujudkan keadilan ekonomi di Indonesia, seperti Papua.
Menurut Yandri, keadilan ekonomi itu dapat diwujudkan, antara lain melalui kehadiran Kopdes Merah Putih yang dapat menyederhanakan atau mengurangi jumlah pihak terlibat dalam proses produksi dan distribusi suatu produk atau layanan.
"Petani kita itu rata-rata korban terlalu panjangnya rentang kendali distribusi sehingga tengkulak yang untung. Kadang-kadang, panen padi rugi, panen cabai rugi. Maka dengan Kopdes ini, akan memotong rantai panjang tersebut," kata dia.