Jakarta (ANTARA) - Pameran industri pertahanan taraf internasional Indo Defence 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, ditutup dengan tarian khas adat Batak Toba, Tor Tor, dan musik khas Batak yang melantunkan lagu "Anak Medan" dari Sumatera Utara.
Aksi tari Tor Tor itu dimulai ketika Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Sri Yanto menutup kegiatan Indo Defence dengan berpidato di panggung utama Indo Defence.
Setelah itu, Sri Yanto berjalan ke seluruh hall yang ada di JIExpo Kemayoran sambil diiringi enam perempuan penari Tor Tor di sekitarnya.
Adapun pemusik khas adat Batak dengan tagading mengikuti dari belakang menggunakan kendaraan listrik.
Selama berkeliling, beberapa lagu khas Batak Toba pun dikumandangkan, seperti Pulo Samosir, Sinanggar Tulo, Alusi Au, Sigulempong, Anak Medan, dan Situmorang Na Bonggal.
Kehadiran mereka di setiap hall menyita perhatian seluruh pengunjung dan penjaga booth. Tak jarang mereka yang melihat rombongan penari Tor Tor langsung memfoto ataupun merekam momen ini dengan telepon genggamnya.
Tidak hanya warga lokal, warga mancanegara yang hadir sebagai pengunjung dan penjaga booth pun antusias dengan pertunjukan rombongan tersebut.
Pada akhir parade, Sri Yanto menjelaskan pihaknya sengaja menyisipkan kesan kebudayaan pada acara penutupan Indo Defence guna meningkatkan eksistensi budaya Indonesia di mata dunia.
Dia kemudian menjelaskan alasan penutupan pameran tahun ini bertemakan adat Batak.
"Kita gilir tema adatnya bergantian. Kalau Indo Defence sebelumnya temanya adat Betawi, tahun ini adat Batak," jelas Sri Yanto.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan gelaran Indo Defence tahun 2025 merupakan kesempatan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk menunjukkan eksistensinya di mata dunia.
Oleh karena itu, ia mendorong beragam perusahaan industri dalam negeri, seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Tidak ketinggalan beberapa perusahaan produsen alutsista dari luar negeri juga memamerkan produknya seperti kendaraan tempur, pesawat tempur hingga ragam senjata.
Sjafrie melanjutkan, kegiatan ini dihadiri oleh 1.180 peserta eksibisi dari 42 negara sahabat melalui 659 perusahaan asing dan 521 produsen di dalam negeri.
Dengan adanya forum bertaraf internasional ini, Sjafrie berharap alutsista buatan anak bangsa bisa semakin dikenal dunia. Dia juga berharap banyak kontrak kerja sama yang terbangun antara produsen alutsista dalam negeri dan luar negeri.
