Kota Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar untuk para nelayan di wilayah tersebut khususnya nelayan di Kelurahan Pondok Besi, Kelurahan Berkas, dan kawasan Kota Tuo tercukupi.
Hal tersebut diketahui berdasarkan sistem rekomendasi yang diterbitkan melalui aplikasi Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKP) Kota Bengkulu.
"Untuk di kawasan nelayan di bawah naungan DKP Kota Bengkulu dalam hal penerbitan rekomendasinya melalui aplikasi, alhamdulillah aman. Kawasan sekitar Berkas hingga Pasar Bengkulu berdasarkan informasi dari pemilik SPDN tidak ada masalah, artinya pasokan solar tetap aman," kata Kepala DKP Kota Bengkulu Tarzan Naidi, di Bengkulu, Minggu.
Ia menyebut pasokan BBM solar di Solar Package Dealer Nelayan (SPDN) di wilayah tersebut tidak mengalami kekurangan pasokan, meskipun di sejumlah SPDN nelayan lain dan BBM solar untuk kendaraan umum kerap mengalami antrean dan kelangkaan.
Selain itu, untuk pendistribusian BBM juga berjalan lancar ke kalangan nelayan tanpa kendala, sebab dalam sekali melaut, rata-rata nelayan dengan kapal 10 PK mendapatkan jatah solar sebanyak 10 liter, dan nelayan dengan kapal 20 PK mendapatkan jatah solar 20 liter.
Meskipun demikian, DKP Kota Bengkulu akan terus melakukan pemantauan terhadap pasokan BBM solar bagi nelayan di Kota Bengkulu agar tidak terjadi kelangkaan.
Sebelumnya, ratusan nelayan yang tergabung dalam naungan SPDN Koperasi Sejahtera Kampung Bahari, Kelurahan Kampung Melayu, Kota Bengkulu, melaksanakan aksi protes terkait pasokan BBM jenis solar yang sudah sebulan tidak beroperasi lagi.
Pada aksi tersebut, ratusan nelayan mendesak pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk dapat segera turun tangan dan menindaklanjuti keluhan tersebut.
Di sisi lain, DKP mengusulkan bantuan perikanan untuk kelompok nelayan dan pembudidaya ikan air tawar di wilayah tersebut ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan total Rp18 miliar.
Untuk usulan bantuan tersebut terbagi dalam beberapa sektor seperti budidaya Rp1,5 miliar, alat tangkap Rp9 miliar, untuk pengembangan daya saing Rp2 miliar, penanganan sampah laut Rp1 miliar dan usulan rehabilitasi hutan mangrove di Kota Bengkulu yaitu Rp700 juta.
Kemudian, untuk item atau jenis yang diusulkan untuk pengadaan bantuan terdiri dari pembelian pakan, kolam fiber, boks pendingin, bibit atau calon induk ikan, mesin kapal, pengadaan GPS termasuk alat berat ekskavator mini.