Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial tengah mematangkan konsep Sekolah Rakyat berasrama sebagai lembaga pendidikan berbasis karakter, gizi, dan interaksi sosial yang menyeluruh selama 24 jam untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menjelaskan bahwa sistem pendidikan di Sekolah Rakyat menggabungkan kegiatan belajar formal dengan pendidikan karakter, keterampilan hidup, dan pendampingan psikososial secara intensif.
“Sekolah Rakyat ini 24 jam. Ada pamong, ada wali asuh, dan semua elemen berperan. Jadi bukan hanya memberi ilmu, tetapi juga membangun kepercayaan diri, memperbaiki gizi, dan menyembuhkan luka-luka batin,” kata dia seusai menutup kegiatan Retret Kepala Sekolah Rakyat tahap pertama di Markas Resimen Arhanud 1/Faletehan, Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan bahwa nantinya kegiatan belajar di Sekolah Rakyat ini akan berlangsung pada pagi hingga siang hari, dengan kurikulum formal, sementara sore hingga malam diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler dan pembinaan karakter yang terstruktur.
Sistem pendidikan tersebut akan dikembangkan oleh Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, juga tim Formatur Program Sekolah Rakyat, dengan pendekatan inklusif dan responsif terhadap latar belakang anak-anak yang selama ini mengalami keterbatasan akses pendidikan.
“Para siswa nanti berasal dari keluarga miskin, latar belakang mereka penuh tantangan. Maka kepala sekolah harus siap mendengar, memahami, dan menyelesaikan persoalan-persoalan itu,” ujarnya.
Agus menambahkan, pendidikan di Sekolah Rakyat akan berfokus pada tiga hal utama, yaitu ilmu pengetahuan, pembentukan karakter kebangsaan, keagamaan, dan sosial, serta keterampilan hidup. Untuk itu, para guru juga akan mengikuti program retret khusus seperti para kepala sekolah.
Konsep ini menurut Wamensos, tidak hanya bertujuan memutus rantai kemiskinan, tetapi juga membangun manusia Indonesia yang utuh seperti berpendidikan, berkarakter, dan mampu mandiri dalam menghadapi masa depan.
"Kita akan berkolaborasi dengan siapa pun yang memiliki kapasitas untuk membantu mempersiapkan calon kepala sekolah dan guru. Guru-guru juga akan kami bekali dengan pelatihan karakter,” katanya.