Bengkulu (ANTARA) - Armada kapal bantuan menuju Gaza, Palestina, yang dikenal sebagai Global Sumud Flotilla melaporkan insiden serius pada Selasa malam hingga Rabu dini hari pekan ini. Para aktivis di atas kapal mengaku mendengar ledakan, melihat serangan drone, hingga merasakan komunikasi radio mereka dibajak saat berada di perairan dekat Yunani.
Menurut pernyataan resmi flotilla (bahasa Spanyol artinya armada kecil), sejumlah kapal menjadi sasaran serangan misterius. “Beberapa drone menjatuhkan benda tak dikenal, komunikasi kami diputus, dan ledakan terdengar dari beberapa kapal,” kata pernyataan tersebut. Meski begitu, mereka menegaskan tidak akan gentar. “Kami menyaksikan operasi psikologis ini secara langsung, tetapi kami tidak akan terintimidasi,” kata mereka.
Tiago Avila, salah satu penyelenggara asal Brasil, membagikan pengalamannya lewat Instagram. Ia mengaku bahwa total 10 serangan terjadi pada beberapa kapal, menggunakan bom suara, suar peledak, bahkan semprotan bahan kimia yang belum diidentifikasi. Foto dirinya mengenakan jaket pelampung pun ikut dibagikan sebagai bukti.
Aktivis lain, Greg Stoker dari Amerika Serikat, menceritakan hal serupa. Kapalnya yang berlayar di dekat Pulau Kreta, Yunani, diduga diserang oleh quadcopter sejenis drone kecil dengan empat baling-baling yang menjatuhkan benda peledak ringan di dek kapal. “Radio VHF kami diretas, dan suara musik Abba diputar untuk mengganggu komunikasi kami,” ungkap Stoker dikutip Aljazeera.
Baca juga: Kapal Freedom Flotilla "Handala" berlayar antar bantuan ke Gaza
Baca juga: Kapal bantuan Gaza "Madleen" dicegat Israel, relawan diculik
Israel Tuding Bantuan untuk Hamas
Hingga Rabu sore, otoritas Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai tuduhan serangan drone atau ledakan. Namun, sehari sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel sempat menulis di platform X (sebelumnya Twitter) bahwa armada flotilla tersebut “mengejar tindakan kekerasan” dan dituding hanya melayani organisasi Hamas, bukan rakyat Gaza. Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel.
