Batam (ANTARA) - Bupati Karimun, Kepulauan Riau Ing Iskandarsyah mengatakan Satuan Tugas Makan Bergizi Gratis (Satgas MBG) sedang menyelidiki penyebab dugaan keracunan yang dialami 14 siswa di SMP Negeri 2.
"Sudah kami kontrol, sudah dilakukan uji laboratorium sampel makannya. Kasatgas MBG yang dipimpin Pak Wakil Bupati sedang menyelidiki sumber (keracunan), apakah benar dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)," kata Iskandarsyah dikonfirmasi di Batam, Jumat.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Karimun itu membenarkan sebanyak 14 siswa di SMP Negeri 2 Karimun mengalami gangguan kesehatan, seperti mual dan sakit perut usai mengkonsumsi MBG pada Kamis (25/9).
Satgas MBG Karimun, kata dia, telah bergerak menelusuri penyebab serta asal muasal dengan mengambil sampel makanan, dan mengirim sampelnya ke laboratorium di Batam, serta mendatangi SPPG yang memasok MBG di sekolah tersebut.
"Kami menelusuri apakah sumber (keracuanannya) dari SPPG. Karena, siswa yang diduga keracunan itu 14 orang, sementara SPPG itu menyuplai untuk 3.000 siswa," katanya.
MBG SMP Negeri 2 Karimun dipasok dari dapur SPPG Sungai Lakam Timur 1 di Kabupaten Karimun.
Menurut dia, untuk sementara waktu program MBG yang disuplai dari SPPG Sungai Lakam Timur 1 dihentikan sampai hasil uji laboratorium terkait dugaan keracunan selesai diteliti.
"Kami harapkan hasil laboratorium segera keluar agar program MBG bisa kembali berjalan," kata Iskandar.
Dari 27 SPPG yang direkomendasikan Badan Gizi Nasional (BGN), sebanyak 18 SPPG telah beroperasi melayani MBG di Karimun. Dengan kejadian ini, hanya 1 SPPG yang dihentikan sementara operasionalnya, sedangkan 17 lainnya masih melayani MBG.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Suryadi menyebut 14 anak yang sempat dirawat di Puskesmas Tanjung Balai dan RSUD Muhammad Sani sudah dibolehkan pulang.
"Alhamdulillah, semua pasien sudah dipulangkan kemarin," kata Suryadi.
