Bengkulu (ANTARA) - Gema kegembiraan menyelimuti langit Gaza dan Tel Aviv setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina. Untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, ketenangan relatif kembali menyapa wilayah yang telah lama dilanda perang, memberikan secercah harapan bagi warga yang telah lama dihimpit penderitaan.
Di Khan Younis, Gaza selatan, ratusan warga turun ke jalan merayakan kesepakatan yang diharapkan bisa menjadi awal dari berakhirnya pertumpahan darah.
“Terima kasih Tuhan atas gencatan senjata ini, berakhirnya pertumpahan darah dan pembunuhan, semua orang di Gaza bahagia,” ungkap Abdul Majeed Abd Rabbo, seorang penduduk Gaza.
Suasana penuh haru itu disambut pula oleh Khaled Shaat, yang mengatakan, “Ini adalah momen-momen yang dianggap bersejarah, ditunggu-tunggu oleh warga Palestina. Kegembiraan yang kami lihat beberapa waktu lalu di jalan adalah kelegaan dari pembantaian, pembunuhan, dan genosida.”
Koresponden Al Jazeera, Hani Mahmoud, melaporkan bahwa malam itu warga Gaza menikmati ketenangan yang tidak biasa. “Ini adalah momen bersejarah – dan pada catatan pribadi, sangat melegakan,” katanya. Meski begitu, serangan udara masih sempat terjadi di beberapa wilayah, termasuk Kota Gaza, menurut laporan pertahanan sipil.
Di Israel, kegembiraan juga terasa. Ribuan orang, termasuk keluarga tawanan, memadati Lapangan Sandera di Tel Aviv menyambut kabar baik ini. Forum Sandera dan Keluarga Hilang menyambut baik kesepakatan namun menegaskan, “Perjuangan kita belum berakhir,” hingga semua tawanan kembali. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut perjanjian ini sebagai “hari yang hebat bagi Israel,” dan akan segera menggelar rapat kabinet untuk menyetujui langkah awal ini.
