Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyiagakan puluhan personel dan peralatan untuk penanggulangan bencana alam.
"Saat ini sudah masuk musim hujan sehingga kemungkinan terjadinya bencana alam bisa kapan saja, sehingga personel dan peralatan penanggulangan bencana harus selalu siap. Jika terjadi bencana kita sudah siap," kata Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong M Budianto saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu.
Dijelaskan Budianto personel yang disiagakan pihaknya berjumlah 28 orang, tergabung di tim reaksi cepat dan pusat pengendalian operasi (pusdalops). Selain itu mereka juga menyiagakan para relawan BPBD tersebar di 156 desa/kelurahan di 15 kecamatan.
Sedangkan untuk peralatan yang disiagakan berupa dua unit alat berat jenis loader dan ekskavator mini, mobil dapur umum, mobil tangki, obat-obatan, dan makanan siap saji.
Menurut dia, cuaca ekstrem di Kabupaten Rejang Lebong sejak beberapa pekan belakangan berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam waktu yang lama berpotensi menyebabkan banjir akibat luapan drainase dan sungai, serta tanah longsor.
Kalangan masyarakat Kabupaten Rejang Lebong dihimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan diri, terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan banjir maupun rawan tanah longsor.
Sejauh ini kejadian bencana alam yang terjadi di daerah itu akibat dampak cuaca ekstrem, tambah dia, terjadi 26 September 2025 lalu berupa banjir akibat luapan saluran pemukiman sehingga masuk ke pemukiman warga di dua kelurahan di Kecamatan Curup Tengah yakni Kelurahan Sidorejo dan Kelurahan Talang Rimbo, serta merobohkan pagar tembok Kantor Satpol PP Rejang Lebong.
Banjir musiman ini juga terjadi pada 28 September setelah hujan deras di Kabupaten Rejang Lebong membuat debit air Sungai Duku Ulu dalam wilayah Kecamatan Curup Kota dan Curup Utara meluap, dan menggenangi 90 unit rumah, masjid, dan jalan dalam beberapa kelurahan. Kendati demikian, kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa.
