Bengkulu (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan adanya kemajuan signifikan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza di tengah berlangsungnya gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas. Dalam pernyataannya pada Minggu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyebutkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang nyata.
“Peningkatan kemanusiaan di Gaza sedang berlangsung dengan baik – dan hari ini membawa beberapa kemajuan nyata,” kata OCHA. Salah satu perkembangan penting adalah masuknya gas untuk memasak ke wilayah tersebut setelah hampir delapan bulan terhenti. “Untuk pertama kalinya sejak Maret, gas untuk memasak masuk ke Jalur Gaza,” ungkap badan tersebut dikutip Anadolu.
Selain itu, OCHA melaporkan pengiriman tambahan berupa tenda bagi keluarga pengungsi, daging beku, buah segar, tepung, serta obat-obatan yang telah berhasil disalurkan sepanjang hari. Bantuan makanan juga menjadi prioritas utama dengan “ratusan ribu makanan hangat dan paket roti” yang telah didistribusikan baik di wilayah selatan maupun utara Gaza.
Dengan berkurangnya pembatasan akses dan pergerakan, PBB kini dapat menyalurkan pasokan medis serta bantuan darurat ke lokasi yang paling membutuhkan, menilai kondisi jalan utama untuk mencegah bahaya ledakan, dan membantu pengungsi bersiap menghadapi musim dingin.
OCHA menambahkan bahwa Israel telah memberikan “persetujuan untuk bantuan lebih lanjut,” sehingga total bantuan yang disetujui mencapai “190.000 metrik ton,” mencakup makanan, perlengkapan tempat tinggal, dan obat-obatan. “Ini baru permulaan,” tegas badan tersebut, berjanji untuk memperluas jangkauan bantuan bagi hampir seluruh penduduk Gaza.
Gencatan senjata ini merupakan bagian dari rencana 20 poin yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, yang mencakup pembebasan tawanan Israel, pertukaran tahanan Palestina, dan penarikan bertahap pasukan Israel.
Sejak Oktober 2023, konflik di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menjadikan wilayah itu hampir tak layak huni.
