Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini telah membentuk 13 desa dan kelurahan tangguh bencana (Destana) tersebar dalam 15 kecamatan di wilayah itu.
"Saat ini dari 156 desa/kelurahan di Rejang Lebong yang sudah terbentuk Desa Tangguh Bencana sebanyak 13 desa/kelurahan," kata Pelaksana tugas (Plt) Asisten l Setda Kabupaten Rejang Lebong Bobby Harpa Santana di Rejang Lebong, Senin.
Dia menjelaskan, desa/kelurahan yang sudah ditetapkan menjadi Destana tersebut merupakan desa/kelurahan yang masuk dalam zona merah rawan bencana alam baik itu letusan gunung berapi, tanah longsor maupun banjir.
"Berdasarkan hasil pendataan oleh BPBD Rejang Lebong dari 156 desa/kelurahan ini diketahui ada 43 desa/kelurahan rawan bencana, di mana yang sudah dibentuk Destana baru 13 desa/kelurahan atau 30,24 persen," terangnya.
Pembentukan desa/kelurahan tangguh bencana di daerah itu, kata dia, dilakukan secara bertahap dan ditargetkan semua desa/kelurahan yang masuk zona merah rawan bencana ini akan ditetapkan sebagai Destana.
Dia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanggulangan bencana. Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir korban maupun dampak dari bencana maupun cepatnya proses evakuasi saat terjadi bencana.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Rejang Lebong M Budianto menyatakan, untuk meningkatkan SDM Destana pihaknya terhitung 13-17 Oktober 2025 mengadakan pelatihan desa tangguh bencana yang dipusatkan di Desa Teladan, Kecamatan Curup Selatan.
Pelatihan Destana itu sendiri diikuti 25 peserta yang berasal dari unsur masyarakat, perangkat desa, serta relawan siaga bencana.
"Peserta diharapkan dapat mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dan menerapkan ilmunya di lingkungan masing-masing. Masyarakat harus mampu melakukan langkah-langkah antisipatif serta memanfaatkan potensi sumber daya alam untuk mengurangi risiko bencana," kata M Budianto.
