Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu memastikan harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar tetap stabil dan terkendali sehingga daya beli masyarakat dapat terjaga meski terjadi inflasi.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Herwan Antoni di Bengkulu, Selasa, mengatakan capaian inflasi Bengkulu yang rendah menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga berbagai komoditas.
“Capaian inflasi Bengkulu yang rendah menunjukkan bahwa harga kebutuhan pokok di Bengkulu relatif stabil, sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga,” kata dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) Provinsi Bengkulu per September 2025 tercatat sebesar 2,57 persen. Angka tersebut masih berada dalam rentang target nasional yakni 2,5 persen plus minus 1 persen.
Untuk mengantisipasi potensi gejolak harga, Pemprov Bengkulu bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah melaksanakan sejumlah langkah konkret. Di antaranya melalui operasi pasar murah, pemantauan harga harian di pasar tradisional, serta penguatan cadangan pangan bekerja sama dengan Perum Bulog.
Selain itu, TPID Bengkulu juga menjalin kerja sama antar daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok dan mencegah terjadinya kelangkaan yang dapat memicu lonjakan harga.
“Berkat sinergi tersebut, harga kebutuhan pokok dapat dijaga stabilitasnya, inflasi tetap pada level aman, dan kesejahteraan masyarakat dapat terpelihara,” ujar Herwan.
Herwan juga menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi lintas sektor dan lintas daerah dalam menghadapi tantangan ke depan, terutama potensi gangguan pasokan akibat perubahan iklim yang dapat memengaruhi produksi pertanian.
“Kunci utama menghadapi tantangan inflasi ke depan adalah memperkuat kolaborasi dan sinergi. TPID Bengkulu harus aktif berjejaring dengan daerah lain serta belajar dari keberhasilan provinsi atau kabupaten lain dalam pengendalian inflasi maupun penerapan digitalisasi layanan publik,” katanya.
Sementara itu, Pelaksana tugas Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Fajar Setiawan berharap para pelaku usaha, khususnya di sektor beras, dapat lebih bersemangat menyalurkan beras SPHP kepada masyarakat.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga integritas dan menghindari praktik melanggar hukum seperti penimbunan atau manipulasi harga yang dapat merugikan masyarakat.
