Bengkulu (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa negaranya akan mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza setelah berlangsungnya KTT Perdamaian Sharm el-Sheikh di Mesir pada Senin.
Macron menyampaikan hal ini dalam konferensi pers di bandara usai pertemuan puncak, dengan menegaskan bahwa Prancis akan meningkatkan intensitas operasi bantuan kemanusiaan mulai Selasa.
Menurutnya, semua sandera Israel yang masih hidup telah dibebaskan oleh Hamas, dan operasi bantuan di Gaza kini berjalan dengan “intensitas yang lebih besar dari yang direncanakan.” Ia menambahkan bahwa Prancis akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Israel untuk menjamin kelancaran distribusi bantuan tanpa hambatan ke wilayah tersebut.
Sebagai tindak lanjut, Macron juga mengumumkan bahwa konferensi bantuan kemanusiaan internasional untuk Gaza akan digelar dalam beberapa minggu mendatang. Konferensi ini merupakan bagian dari fase pertama gencatan senjata yang mulai berlaku pada Jumat lalu, dan akan diikuti oleh mobilisasi dana internasional untuk stabilisasi serta rekonstruksi Gaza pada fase kedua.
Macron, dikutip Anadolu, menyoroti bahwa masih terdapat ketidakpastian mengenai pemerintahan Gaza ke depan. Namun, ia mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB bersama Otoritas Palestina dan sejumlah negara lain telah mencapai konsensus awal untuk menuju resolusi dan akan segera memulai pekerjaan teknis terkait perlucutan senjata Hamas.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati rencana gencatan senjata bertahap sejak 29 September. Fase pertama mencakup pembebasan seluruh tawanan Israel sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.800 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan membuat sebagian besar wilayah Gaza tidak layak huni.
