Jakarta (ANTARA) - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nasyirul Falah Amru alias Gus Falah menyarankan pendiri dan pemilik CT Corp Chairul Tanjung untuk mendatangi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan menemui Ketua Umum (Ketum) PBNU Kiai Haji Yahya Cholil Staquf.
Dia menegaskan Chairul Tanjung harus meminta maaf kepada para ulama dan umat Islam atas penistaan pesantren yang dilakukan Trans7.
"Tayangan Trans 7 itu jelas-jelas menistakan kiai dan muruah pesantren. Sudah seharusnya pak Chairul Tanjung meminta maaf kepada ulama dan umat dengan sowan ke Kiai Yahya selaku Ketum PBNU," kata Gus Falah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Gus Falah, yang juga salah satu pengurus di PBNU itu, menuturkan dengan menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, tampak lini bisnis media CT Corp kurang wawasan tentang sejarah dan budaya pesantren.
Ia menyesalkan sebagai media yang dimiliki tokoh sekaliber Chairul Tanjung, Trans7 tidak memiliki berhati-hati dalam penyiaran atau publikasi konten, sehingga kini Chairul Tanjung harus ikut bertanggung jawab atas penistaan yang dilakukan Trans7.
"Sebagai panglima tertinggi dalam konglomerasi itu, tentu Pak Chairul Tanjung harus bertanggung jawab atas penistaan pesantren dan kiai yang dilakukan salah satu medianya," ungkap anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tersebut.
Maka dari itu, dirinya mengingatkan hal tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak, bukan hanya insan media, bahwa sikap hormat dan adab harus dijaga kepada para ulama.
Dia berharap semua pihak tidak sembarangan memproduksi konten apabila tidak mengerti sepenuhnya tentang apa yang diproduksi.
