Kota Bengkulu (ANTARA) - Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyerukan agar seluruh pihak yang terlibat dalam konflik Israel-Hamas menangani jenazah korban perang dengan cara yang bermartabat. Seruan ini disampaikan pada Selasa, di tengah proses pemindahan jenazah yang dilakukan berdasarkan rencana gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, ICRC menegaskan bahwa mereka berperan sebagai perantara netral dalam proses tersebut. “Peran perantara netral kami dimulai setelah jenazah diserahkan kepada tim kami, yang menyediakan kantong jenazah, kendaraan berpendingin, dan staf tambahan untuk memastikan penanganan yang terhormat,” kata ICRC dikutip Anadolu.
Organisasi kemanusiaan itu juga meminta semua pihak dan mediator agar “melaksanakan dengan setia” perjanjian gencatan senjata tersebut sehingga jenazah dapat dikembalikan kepada keluarga yang berduka. “Ini adalah tugas penting dan elemen penting bagi implementasi penuh perjanjian,” tambah ICRC.
Juru bicara ICRC, Christian Cardon, dalam pengarahan di markas PBB Jenewa, menyampaikan bahwa pertukaran terbaru berlangsung “tanpa insiden besar” dan dilakukan tanpa upacara.
Ia menjelaskan bahwa 20 sandera diserahkan kepada ICRC untuk dipindahkan ke otoritas Israel, sementara 1.808 tahanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel dan dipindahkan, beberapa ke Gaza, sebagian ke Tepi Barat, dan sejumlah kecil ke Yerusalem Timur. “Total 1.968 tahanan dibebaskan pada hari Selasa,” ujar Cardon.
Ia menambahkan bahwa empat sandera yang meninggal dunia juga telah diserahkan kepada ICRC di Gaza sebelum diserahkan ke otoritas Israel. Cardon menyebut kegiatan ICRC di Kota Gaza kini telah dilanjutkan setelah sempat dihentikan sementara pada 1 Oktober.
Sejak Oktober 2023, ICRC telah membantu pembebasan 172 sandera Israel dan 3.472 tahanan Palestina. Gencatan senjata terbaru ini merupakan bagian dari rencana 20 poin yang digagas Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang, membebaskan sandera, menyalurkan bantuan kemanusiaan, serta membangun kembali Gaza.
