Kota Bengkulu (ANTARA) - Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) melaporkan salah satu patroli mereka menjadi sasaran serangan granat dari pesawat tak berawak dan tembakan tank militer Israel di dekat Kfar Kila, wilayah Lebanon selatan, pada Minggu (26/10/2025).
Serangan itu menandai pelanggaran terbaru terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan semakin meningkatkan ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon Israel.
Dalam pernyataan resminya, UNIFIL menyebut, “Serangan Israel melanggar Resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan Lebanon, dan menunjukkan pengabaian terhadap keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian yang melaksanakan tugas yang diamanatkan Dewan Keamanan di Lebanon selatan.”
UNIFIL, dikutip Anadolu pada Selasa, menegaskan tidak ada korban luka maupun kerusakan material dalam insiden tersebut.
Lebih lanjut, misi penjaga perdamaian itu menjelaskan bahwa pesawat tanpa awak Israel juga terbang di atas wilayah patroli mereka di lokasi yang sama.
“Pasukan penjaga perdamaian mengambil langkah-langkah defensif untuk menetralkan pesawat tanpa awak Israel yang terbang di atas wilayah patroli,” kata UNIFIL, menegaskan tindakan itu dilakukan demi melindungi keselamatan personel di lapangan.
UNIFIL telah bertugas di Lebanon selatan sejak 1978 dan diperkuat kembali melalui Resolusi Dewan Keamanan 1701 setelah perang besar antara Israel dan kelompok Hizbullah pada 2006. Resolusi tersebut menegaskan perlunya penghentian permusuhan dan penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Lebanon.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Israel kembali melancarkan serangan udara di wilayah Lebanon dengan dalih menargetkan infrastruktur Hizbullah. Serangan-serangan itu terjadi meskipun masih berlaku perjanjian gencatan senjata yang disepakati pada November 2024.
Berdasarkan perjanjian tersebut, pasukan Israel seharusnya sudah sepenuhnya mundur dari Lebanon selatan pada Januari 2025.
Faktanya, hingga kini Israel hanya menarik sebagian pasukan dan tetap mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan. Situasi ini memicu kekhawatiran baru bahwa ketegangan di perbatasan selatan Lebanon berpotensi meningkat, terutama setelah serangan terhadap patroli UNIFIL yang menjadi simbol rapuhnya stabilitas di kawasan itu.
